Senin, 20 Juli 2009

PENGARUH TAMAN NASIONAL LAUT BUNAKEN PADA PERKEMBANGAN KOTA MANADO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sekilas Tentang Sulawesi Utara, Sulawesi Utara mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum daerah yang berada di paling ujung utara Nusantara ini menjadi Daerah Propinsi. Dalam sejarah pemerintahan daerah Sulawesi Utara, seperti halnya daerah lainnya di Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan administrasi pemerintahan, seiring dengan dinamika penyelenggaraa pemerintahan bangsa. Pada permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, daerah ini berstatus keresidenan yang merupakan bagian dari Propinsi Sulawesi. Propinsi Sulawesi ketika itu beribukota di Makassar dengan Gubernur yaitu DR.G.S.S.J. Ratulangi.
Kemudian sejalan dengan pemekaran administrasi pemerintahan daerah-daerah di Indonesia, maka pada tahun 1960 Propinsi Sulawesi dibagi menjadi dua propinsi administratif yaitu Propinsi Sulawesi Selatan-Tenggara dan Propinsi Sulawesi Utara-Tengah melalui Peraturan Presiden Nomor5 Tahun 1960. Untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di Propinsi Sulawesi Utara-Tengah, maka berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor.122/M Tahun 1960 tanggal 31 Maret 1960 ditunjuklah A. Baramuli, SH sebagai Gubernur Sulutteng.
Sembilan bulan kemudian Propinsi Administratif Sulawesi Utara-Tengah ditata kembali statusnya menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960. Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulutteng meliputi; Kotapradja Manado, Kotapraja Gorontalo, dan delapan Daerah Tingkat II masing-masing; Sangihe Talaud, Gorontalo, Bolaang Mongondow, Minahasa, Buol Toli-Toli, Donggala, Daerah Tingkat II Poso, Luwuk/ Banggai. Sementara itu, DPRD Propinsi Sulawesi Utara-Tengah baru terbentuk pada tanggal 26 Desember 1961.

Dalam perkembangan selanjutnya, tercatat suatu momentum penting yang terpatri dengan tinta emas dalam lembar sejarah daerah ini yaitu dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 23 September 1964 yang menetapkan status Daerah Tingkat I Sulawesi Utara sebagai daerah otonom Tingkat I dengan Ibukotanya Manado.
Momentum diundangkannya UU Nomor 13 Tahun 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Daerah Tingkat I Sulawesi Utara. Sejak itulah secara de facto wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara membentang dari utara ke selatan barat daya, dari Pulau Miangas ujung utara di Kabupaten Sangihe Talaud sampai ke Molosipat di bagian barat Kabupaten Gorontalo. Adapun daerah tingkat II yang masuk dalam wilayah Sulawesi Utara yaitu; Kotamadya Manado, Kota Madya Gorontalo, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Kabupaten Sangihe Talaud. Gubernur Propinsi Dati I Sulawesi Utara yang pertama adalah F.J. Tumbelaka.
Dalam perjalanan panjang Propinsi Sulawesi Utara tercatat sejumlah Gubernur yang telah memimpin daerah ini yaitu: F.J.Tumbelaka (Pj.Gubernur 1964-1965); Soenandar Prijosoedarmo (Pj.Gubernur 1965-1966); Abdullah Amu (Pj.Gubernur 1966 - 1967); H.V. Worang (1967 - 1978); Willy Lasut.G.A (1978-1979); Erman Harirustaman (Pj.Gubernur 1979-1980); G.H. Mantik (1980-1985); C.J. Rantung (1985-1990); E.E.Mangindaan (1995-2000); Drs. A.J. Sondakh (2000-2005); Ir. Lucky H. Korah, MSi (Pj. Gubernur 2005) dan Drs.S.H.Sarundajang (2005-2010).
Sementara yang pernah menduduki posisi Wakil Gubernur yaitu; Drs. Abdullah Mokoginta (1985-1991); A. Nadjamuddin (1991-1996); J. B. Wenas (Wagub Bidang Pemerintahan dan Kesra, 1997-2000); Prof. Dr. Hi. H. A. Nusi, DSPA (Wagub Bidang Ekonomi dan Pembangunan, 1998-2000 ), dan Freddy H. Sualang (2000-2005) dan terpilih kembali untuk periode 2005-2010.
Selanjutnya, seiring dengan nuansa reformasi dan otonomi daerah, maka telah dibentuk Propinsi Gorontalo sebagai pemekaran dari Propinsi Sulawesi Utara melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000. Dengan dibentuknya Propinsi Gorontalo tersebut, maka wilayah Propinsi Sulawesi Utara meliputi; Kota Manado, Kota Bitung, Kab. Minahasa, Kab. Sangihe dan Talaud dan Kab. Bolaang Mongondow. Pada Tahun 2003 Propinsi Sulawesi Utara mengalami penambahan 3 Kabupaten dan 1 Kota dengan Kabupaten Minahasa sebagai Kabupaten induk yaitu Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon serta Kabupaten Kepulauan Talaud. Kemudian tahun 2007 ketambahan lagi 4 lagi Kabupaten/Kota yakni Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Bolmong Utara, Kab. Sitaro dan Kota Kotamobagu. inilah Sekilas tentang berdirinya provinsi Sulawesi utara, di bawah ini merupakan peta dari provinsi sulawesi utara
A. Peta Sulawesin Utara



B. Topografi
• Gunung-gunung
Sebagian besar wilayah dataran Propinsi Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk dataran. Gunung- gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1000 dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Propinsi Sulawesi Utara, yaitu: G. Klabat (1895 m) (wil. Minahasa Utara), G.Lokon (1579m), G. Mahawu (1331 m) (wilayah Tomohon), G. Soputan (1789 m) (wilayah Minahasa), G. DuaSaudara(1468m) (wil. Bitung), G. Awu (1784 m), G. Ruang (1245 m), G.Karangetan (1320 m), G. Dalage (1165m)(wil. Sangihe dan Talaud), G. Ambang (1689 m), G. Gambula (1954 m), G.Batu- balawan (1970) (wil. Bolmong
• Dataran rendah & Dataran Tinggi
Dataran rendah dan tinggi secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi daerah. Dibawah ini beberapa dataran yang terdapat di daerah ini antara lain:
Tondano (2.850 ha), Langowan (2.381 ha), Modoinding (2.350 ha), Tompaso Baru (2.587 ha) di Kabupaten Minahasa, Tarun (265 ha) di Sangihe Talaud, Dumoga (21.100 ha), Ayong (2.700 ha), Sangkub (6.575 ha), Tungoi (8.020 ha), Poigar (2.440 ha), Molibagu (3.260 ha), Bintauna (6.300 ha) di Bolaang Mongondow.
• Pulau-Pulau
Sulawesi Utara merupakan salah satu dari 7 Propinsi Kepulauan kepulauan yang terdiri dari 258 Pulau dan 11 diantaranya berbatasan langsung dengan Negara tetangga Philipina dan laut Pasifik. Adapun secara Administratif pulau termasuk wilayah Propinsi Sulawesi Utara.


• Tanjung dan Teluk
Di sepanjang pantai Sulawesi Utara baik di pantai dataran utama maupun di pantai pulau-pulau, terdapat banyak tanah yang menjorok ke tengah laut (tanjung) dan perairan laut yang menjorok ke daratan tekuk. Beberapa tanjung yang cukup ternama adalah Tanjung Atep, Tanjung Pulisan, Tanjung Salimburung, Tanjung Kelapa (diwilayah Kabupaten Minahasa); Tanjung Binta, Tanjung Dulang, Tanjung Flesko, dan Tanjung Tanango (diwilayah Kabupaten Bolaang Mongondow). Sementara di Kabupaten Sangihe Talaud antara lain; Tanjung Binta, Tanjung Barurita, Tanjung Bulude, Tanjung Bunangkem, Tanjung Buwu dan Tanjung Esang. Teluk-Teluk yang cukup dikenal di wilayah ini antara lain; Teluk Amurang, Teluk Belang, Teluk Manado, Teluk Kema (Minahasa dan Manado); Teluk Tombolata, Teluk Taludaa dan Teluk Bolaang (Bolaang Mongondow), Teluk Manganitu, Teluk Peta, Teluk Miulu, Teluk Dago dan Teluk Ngalipeang (Sangihe Talaud). sebagai tempat perdagangan dan wisata.

• Struktur Tanah
Latosol, seluas 531.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain; Tagulandang, Tamako, Manganitu, Kendahe, Tabukan Utara, Esang, Pineleng, Tomohon, Tombariri, Airmadidi, Kakas, Eris, Kombi, Tareran, Passi Modayag, Pinolosian dan Bolaang. Aluvial seluas 75.000 ha tersebar di-beberapa wilayah antara lain; Tabukan Tengah, Lirung, Likupang, Wori, Tombasian, Tenga, Tompaso Baru, Belang, dan Tondano. Regosol seluas 81.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain; sekitar Gunung Klabat, Dua Sudara, Soputan serta Bitung Utara, Dimembe, Airmadidi, Langowan, Tombasian, Tombatu dan Tumpaan. Andosol seluas 15.000 ha, tersebar dibeberapa wilayah antara lain: di Tomohon, Kawangkoan, Tompaso, Langowan, dan Modoinding. Tanah Kompleks, selain dari struktur tanah yang disebutkan diatas, maka ada pula yang termasuk jenis tanah kompleks yang meliputi luas kurang lebih 76,5 % dari luas seluruh Propinsi Sulawesi Utara sehingga Sulawesi Utara merupakan wilayah yang subur untuk pertanian.

C. Geografis
Propinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga propinsi di Indonesia yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa. Dua propinsi lainnya adalah Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis Sulawesi Utara terletak pada 0.300-4.300 Lintang Utara (LU) dan 1210-1270 Bujur Timur (BT).
Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud, dimana wilayah kepulauan ini berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina. Wilayah Propinsi Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:
Utara : Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina
Timur : Laut Maluku
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Propinsi Gorontalo




D. Luas dan Pembagian Wilayah Sulawesi Utara
Luas Propinsi Sulawesi Utara adalah 15.272,44 km2.
Propinsi Sulawesi Utara terbagi dalam 13 Daerah Kabupaten/ Kota yaitu;
Kota Manado : (157,25 km2);
Kota Bitung : (304,00 km2);
Kota Tomohon : (114,20 km2);
Kab. Minahasa : (1.114,87 km2);
Kab. Minahasa Utara : (932,20 km2);
Kab. Minahasa Selatan : (1.409,97 km2);
Kab. Kepulauan Sangihe : (746,57 km2);
Kab. Kepulauan Talaud : (1.240,40 km2);
Kab. Bolaang Mongondow : (6.446,06 km2);
Kab. Kep. SITARO : (275,96 km);
Kab. Minahasa Tenggara : (710,83 km);
Kab. Bolaang Mongondow Utara : (1.843,92 km);
Kota Kotamobagu : (68,06 km)

E. Flora dan Fauna yang terdapat di Sulawesi Utara
Pada umumnya varitas flora dan fauna di Sulawesi Utara sama dengan keadaan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, kecuali beberapa jenis hewan yang tidak terdapat di daerah lain seperti Babi Rusa, Burung Maleo, Burung Taong,Kera Mini (Tarsius Spectrum) di Cagar Alam Kota Bitung dan Ikan Purba Raja Laut (Coelacant) dilepas Pantai Manado. Daerah ini tidak terdapat binatang buas kecuali jenis ular dan buaya yang jumlahnya tidak banyak. Wilayah perairan laut Sulawesi Utara terdapat beberapa jenis ikan, karang laut, plankton dan lumutan. Disamping itu mulai aktif dibudidayakan rumput laut dan kerang mutiara.
Beberapa jenis ikan laut yang terkenal dan merupakan salah satu sumber devisa antara lain: ikan tuna, cakalang, ekor kuning, udang laut, dan lain-lainnya. Keadaan flora dapat dikatakan bahwa daratan Sulawesi Utara sebagian di dominasi oleh hutan. Kelebatan hutan rimba mulai dari ketinggian 300 meter dari permukaan laut sampai pada puncak-puncak gunung dengan berbagai jenis kayu yang berkualitas baik, antara lain eboni (kayu hitam) kayu besi, kayu linggua, kayu cempaka, kayu nantu, kayu gopasa, kayu meranti, terdapat juga rotan,dan berbagai jenis Dammar. Disamping itu, banyak terdapat tanaman keras perkebunan antara lain kelapa, pala, dan cengkeh.
F. Suku, Agama dan Bahasa
Penduduk Sulawesi terdiri dari 3 kelompok etnis utama yaitu:
- Suku Minahasa
- Suku Sangihe dan Talaud
- Suku Bolaang Mongondow
Masing-masing kelompok etnis tersebut terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse dan Moposad.


Dengan demikian bahasa yang ada diSulawesi Utara dibagi kedalam :
- Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik)
- Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau, Talaud).
- Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang)
Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di Propinsi Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha.
G. Potensi Daerah
Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan MICE memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik dibelahan dunia seperti Taman Nasional Luat Bunakaen.
• Taman Nasional Laut Bunaken
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage serta beberapa anak pulau lainnya, dan Pulau Naen. Selain Taman Nasional Luat Bunaken ada beberapa juga tempat wisata yang menarik anatara lain,
- Wisata Alam antara lain yaitu: Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok, Gunung Ambang diBolaang Monodow dan Sumaru Endo didanau Tondano
- Wisata Peninggalan Sejarah Budaya berupa Kuburan Tua/ Waruga di Sawangan, dan Gua peninggalan jepan diKawngkoan.
- Wisata Religi antara lain : Bukit Kasih dan Bukit Da Pineleng
- Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Minahasa bagian tengah seperti diTondano Romboken, Tompasso dan Langowan
- Wisata Tirta, untuk jenis wisata ini dapat dinikmati pada hampir semua sungai dan danau yang ada di daerah ini, seperti Danau Tondano dan DAS Tondano serta Danau Moat di Minahasa.
Untuk menunjang kinerja sektor pariwisata ini, terutama aktivitas turis yang berkunjung ke daerah ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara, maka telah tersedia sarana dan prasarana seperti; Hotel (taraf Melati s/d berbintang empat), Restoran, dan Industri Wisata serta Art Shop tetapi Taman Nasional Laut Bunaken inilah yang menjadi potensi daerah yang berkembang dengan pesat ke seluruh dunia, Taman Nasional Luat Bunaken ini yang sampai sekarang menjadi biodivirtas dunia dan merupakan tempat wisata dunia, dimana Taman Nasioanal Luat Bunaken ini memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pencinta keindahan pemandangan bawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman itu berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan diperairan sekitar Pulau Bunaken. Pengunjung yang tidak menyelam juga bisa menyaksikan keindahan batu karang dan ikan-ikannya dari kaca yang tersedia di perahu katamaran. Pulau Bunaken ini pula dapat ditempuh dengan speed boat atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari Pelabuhan Kota Manado. Di sekitar Pulau Bunaken terdapat Taman Laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan yang merupakan salah satu yang tertinggi didunia, dan selam scuba menarik banyak pengunjung kepulau ini. Sejumlah objek wisata yang sudah cukup dikenal di dunia internasional seperti Taman Nasional Laut Bunaken, Pasir Putih Pulau Siladen, Margasatwa Tangkoko Bitung, objek wisata religius Bukit Kasih Kanonang Minahasa, Danau Tondano, Danau Moab di Bolmong, Pantai Moinit di Minahasa Selatan,dan Mane’edi Kabupaten Talaud. Sulawesi utara menargetkan kunjungan wisatawan tahun 2009 sebanyak 30.000, baik dari mancanegara maupun dalam negeri, serta target kunjungan sebanyak 500.000 hingga tahun 2010 mendatang.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
 Mengetahui dampak sosial,budaya,ekonomi dan ekologi dari Taman Nasional Bunaken
 Mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya dampak tersebut.

1.3 Rumusan Masalah
 Apa saja yang melatarbelakangi sehingga terjadi dampak sosial, budaya, ekonomi, ekologi pada TNL Bunaken.

1.4 Manfaat Penulisan
 Mengetahui langsung permasalahan yang terjadi dan langsung mendapatkan data yang akut yang sesuai dengan apa yang kita perlukan.


1.5 Metodologi Observasi
Waktu dan Tempat : 25 Mei-02 juni 2009, Taman Nasional Laut Bunaken
Metode Penelitian : Brosing lewat internet dan pengalaman pribadi



























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Taman Nasional Laut Bunaken
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terb Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut. Bagi yang tidak ingin menyelam bisa menggunakan /menyewa Perahu yang dibawahnya dilengkapi kaca untuk melihat keindahan bawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat "underwater great walls", yang disebut juga "hanging walls," atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.atas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Dampak Taman Nasional Laut Bunaken
Dampak Sosial
Sebagai kota pariwisata Taman Laut Bunaken ini membawa pengaruh buruk bagi masyarakat setempat, sebagai contoh dapat kita lihat dari segi pakaian terutama pada wisatawan mancanegara bagaimana cara mereka berpakaian ,itu juga yang di ikuti oleh masyarakat pada saat mereka berkunjung Taman Laut Bunaken. Hal ini merupakan permasalahan yang paling buruk yang sering kita temui baik diTaman Nasional Laut Bunaken atau pun ditempat-tempat wisata yang melatarbelakangi pantai. Sedangkan kita ketahui sendiri bahwa Negara kita merupakan Negara yang memiliki undang-undang, dengan begitu cepatnya budaya barat masuk dan seakan-akan kita mengikuti pola hidup mereka yang hanya membawa pengaruh buruk bagi Negara kita.

Dampak Ekologi
Jika dilihat dari luar memang tampak begitu indah, tapi sebenarnya taman laut bunaken ini sudah hampir rusak terutama pada ekosistem bawah laut yang merupakan tujuan utama dari TNL Bunaken ini dijadikan tempat wisata. Dimana sering terjadi penjarahan terumbuh karang dan penangkapan ikan-ikan serta ekosistem lainnya secara diam-diam. Tidak hanya itu, adanya pengelolahan limbah yang kurang baik yang berasal dari perumahan masyakat setempat atau dari kafe-kafe yang berada disekitar Taman Nasional Laut Bunaken, padahal limbah tersebut dapat mencemari linkungan sekitar Taman Nasioanal Laut Bunaken atau limbah tersebut juga dapat merusak ekosistem bawah laut apabila limbah masyakat tersebut ikut bercampur dengan air laut disekitarnya. Limbah tersebut dapat membutuh ikan-ikan dan merusak berbagai macam terumbuh karang, Sedangkan kita tahu sendiri terumbu karang tersebu merupakan salah satu ast yang berharga yang ada diTaman Laut Bunaken ini.

Dampak Budaya
Kita tahu sendiri jika salah satu Negara memiliki tempat wisata dengan latarbelakang adalah pantai, maka yang paling disoroti adalah penampilan dari turis mancanegara, Seperti halnya dengan Taman Nasional Laut Bunaken ini, merupakan objek wisata yang nomor satu didunia, Secara langsung kita dapat lihat adanya perubahan gaya hidup dari masyarakat sekitarnya, terutama dalam hal berpakaian.

Dampak Ekonomi
Adanya peningkatan perekonomian dari masyarakat sekitar Taman Nasional Laut Bunaken setiap saat, atau pada saat hari libur baik dari masyarakat dalam kota Manado atau dari wisatawan yang datang berkunjung di TNL Bunaken.














BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sebagai kota pariwisata nomor satu dunia, Taman Nasional Laut Bunaken ini dapat membawa dampak yang buruk bagi perkembangan kota Manado, walaupun belum secara keseluruhan tetapi dimulai dari lingkungan sekitarnya pengaruh buruk sudah dapat kita lihat, Tetapi disisi lain, pemerintah kota Manado ini begitun tertarik dengan apanya dimiliki oleh Taman Laut Nasional Bunaken ini, karena dari sekian banyak tempat wisata baik dari wiasat bahari sampai ketempat wisata regili, pantai Bunaken inilah yang sangat dikenal oleh dunia dan pemerintah kota Manado ini juga turut berbangga karena Manado merupakan kota pariwisata nomor satu didunia, dan dengan apa yang menjadi tujuan utama para wisatawan mancanegara maupun local yaitu ekosistem bawah lautnya.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulisan makalah ini yakni semoga dengan apa yang dimiliki oleh taman Nasional Laut Bunaken ini dapat menjadikan kota Manado terbaik yang patut dicontohi oleh provinsi atau pun negara-negara lain, dan menjadikan kota Manado menjadi lebih baik lagi.










DAFTAR PUSTAKA

[Anonim, 1] Tersedia :
http://Wikipedia.org/wiki/Taman Laut Bunaken.

[Anonim, 2] Tersedia : http://google.com
[Anonim, 3] Tersedia : http://peradaban-nusantara.kolomnyawied.com/2009/04/Sinar Harapan Sulawesi.























LAMPIRAN

Gambar dibawah ini merupakan peta dari Taman Nasional Laut Bunaken, kita bisa lihat TNL Bunaken terletak antara kota-kota diManado,dimana TNL Bunaken ini terletak ditengah-tengah kota Manado.











Gambar Gambar



Gambar ini merupakan bagian luar dari TNL Bunaken, dan tampak jelas dengan pemandangan Gunung Lokon. Gambar ini merupakan tepian dari TNL Bunaken, dengan hamparan pasir putih yang halus

Gambar Gambar



Gambar ini merupakan,gambar bagian bawah laut, dimana kita dapat melihat dengan jelas Gunung Lokon dari bawah laut. Gambar ini adalah bagian ekosistem laut, yaitu terumbu karang


Gambar Gambar





Gambar ini merupakan terumbu karang yang begitu menarik dengan warna yang indah. Gambar ini merupakan baian bawah laut TNL Bunaken.





Gambar Gambar





Gamabr ini merupakan, berbagai jenis ikan yang hidup di TNL Bunaken, salah satunya ikan rapuh Gambar diatas terdiri dari bintang laut, ganggang laut dan kedua ikan yang berbeda, yang hidup di TNL Bunaken.


Gambar Gambar



Gamabar ini merupakan bagian yang hidup dibawah laut Bunaken. Berbagai jenis ekosistem yang hidup di TNL Bunaken.

Tidak ada komentar: