Senin, 20 Juli 2009

MAKALAH BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK BARU DALAM PERSPEKTIF KE DEPAN (LOMBOK NEW AIRPORT’S BEYOND)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. SEKILAS TENTANG LOMBOK

Pulau Lombok (jumlah penduduk pada tahun 2001: 2.722.123 jiwa) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram. Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.

Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kotamadya:

1. Kotamadya Mataram

2. Kabupaten Lombok Barat

3. Kabupaten Lombok Tengah

4. Kabupaten Lombok Timur

5. Kabupaten Lombok Utara (baru-baru ini)

Selat Lombok menandai batas flora dan fauna Asia. Mulai dari pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di Australia daripada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris di abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.

Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.

Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

B. LATAR BELAKANG

Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di Lombok yang berkembang. Destinasi objek pariwisata


1. Pantai Senggigi

2. Cakranegara

3. Gili Air

4. Gili Meno

5. Gili Trawangan

6. Gunung Rinjani

7. Pantai Kuta, Lombok

8. Sentanu

9. Tetebatu

10. Air Terjun Sendang Gile

11. Gili Nangu

12. Gili Sundak

13. Gili Tangkong

14. Hutan Monyet Pusuk

15. Taman Narmada

16. Taman Mayura


Oleh karena itu pemerintah perlu membangun suatu sarana perhubungan. Sektor ini merupakan penunjang pengembangan ekonomi dan perdagangan di dalam maupun ke luar negeri. Secara umum, Nusa Tenggara Barat masih memerlukan pembangunan berbagai sarana perhubungan yang lebih memadai guna tercapainya pelayanan publik yang optimal serta membuka akses daerah terpencil agar tidak terisolir.

Sarana yang dirasa penting tersebut misalnya Bandara Udara Internasional, pelabuhan samudra, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan perikanan, jalan, jembatan dan berbagai sarana prasarana transportasi pedesaan, khususnya di kawasan-kawasan potensial.Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berbenah meningkatkan pelayanan publik. Demi kelancaran transportasi serta kenyamanan publik sebagai penggunanya, pembukaan jalur dan fasilitas baru transportasi, laut, darat, dan udara, terus dilakukan.

Motivasinya, pelayanan prima kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban pemerintah untuk meminimalisir atau menghilangkan samasekali keluhan-keluhan. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat menyebabkan makin meningkat pula arus kunjungan orang ke daerah ini. Oleh karenanya, kesiapan Pemerintah Daerah Provinsi NTB untuk memberikan pelayanan terbaik di sektor transportasi ini memiliki peran penting dan strategis sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-keamanan

Dinas Perhubungan Provinsi NTB terus melakukan terobosan untuk membuka akses transportasi dari dan ke NTB demi kemudahan masyarakat memenuhi tuntunan kebutuhan hidupnya dewasa ini. Terobosan yang telah dilakukan antara lain, memberikan subsidi kepada perusahaan angkutan udara dengan membuka jalur penerbangan langsung rute dalam wilayah NTB. Sebelumnya, hubungan langsung melalui udara dari Bima dan Sumbawa ke Mataram serta sebaliknya, tidak ada.

Kini berdasarkan pemikiran untuk memenuhi kebutuhan, kelancaran, dan kenyamanan masyarakat, subsidi diberikan, katanya. Tiga kali dalam seminggu akses langsung dari dan ke Bima dan Sumbawa-Mataram kini lancar. Untuk angkutan laut subsidi perintis juga diberikan terhadap pelayaran Bima-Calabai-Kempo-Badas-Labuhan Lombok. Rute perintis yang dinyubsidi ini, tentu saja diberikan kepada daerah-daerah yang pelayanannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat. Begitu juga dengan pembangunan Dermaga 2 Pelabuhan Lembar yang sudah mencapai tahap III, yang rencananya, tahun depan akan rampung dan segera dapat dioperasionalkan demi kelancaran transportasi laut yang menghubungkan NTB dengan daerah-daerah lainnya. Dermaga 2 Pelabuhan Kayangan Lombok Timur yang sudah beroperasi turut melancarkan penyeberangan dari Pulau Sumbawa menuju Pulau Lombok dan sebaliknya.

Terobosan terbesar yang dilakukan dalam bidang transportasi adalah pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang berlokasi di Tanak Awu Lombok Tengah. Tahun 2007, merupakan tonggak dimulainya pembangunan bandara yang menghabiskan lahan 538,8 hektar ini. Bandara Internasional Lombok diperkirakan akan rampung dikerjakan tahun 2013. Kepastian ini, tambahnya, diberikan pihak Angkasa Pura I sebagai penyandang dana maksimal dalam kegiatan pembangunan BIL dan tahun 2010 nanti penerbangan perdana akan dilakukan

Bandara Internasional Lombok dibangun untuk membuka akses seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi dan pembangunan Nusa Tenggara Barat. Bandara Selaparang yang ada di Mataram sekarang, hanya memiliki runway 2100 m dan sangat tidak aman bagi penerbangan, baik untuk landing maupun take off. Keberadaan BIL ini nantinya, akan mempercepat pengembangan mobilitas kegiatan timur barat Pulau Lombok serta memungkinkan membuka rute penerbangan domestik maupun luar negeri yang lebih banyak.Potensi sumber daya Nusa Tenggara Barat seperti pariwisata, perikanan, industri, peternakan akan berkembang dengan cepat. Pembangunan BIL juga akan dapat memberikan stimulan terhadap pertumbuhan bandara di Pulau Sumbawa, yang nantinya akan dapat menjadi pengumpan utama Bandara Internasional Lombok.

BAB 2

BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK BARU

A. PROFIL

Bandara Internasional Lombok Baru (BIL) teretak di Desa Tanaq Awu, Kecamatan Pujut, berbatasan dengan Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah. Dimana Lombok pusatnya di Praya. Jika ditinjau dari Praya maka daerah pembangunannya terletak di daerah bagian selatan Praya. Beberapa orang menyebutnya Lombok Selatan meskipun Lombok Selatan bukan kabupaten yang baru seperti Kabupaten Lombok utara yang belum lama ini terbentuk. Luasnya sekitar 538,8 Ha berada ditengah persawahan yang terhampar luas dan hijau. Sebelah utaranya terdapat sebuah waduk yang dikenal dengan Bendungan Batujai, dimana waduk ini sangat berperan sebagai penyalur air untuk kegiatan pembangunan BIL ini.

Kapasitasnya bisa menampung sekitar 1,5 juta penumpang. Beberapa referensi lain mengatakan 2 juta. Untuk pembangunan BIL ini tentunya akan membutuhkan biaya yang sangat banyak. Sumber Dananya :

a. PT. (PERSERO) Angkasa Pura.I Rp. 515 M

b. Pemerintah Daerah NTB - Rp. 110 M

c. Tiga bank BUMN siap berminat membiayai pembangunan bandara Internasional Lombok Baru pengganti bandara Selaparang, di Nusa Tenggara Barat yang telah di tender proyek konstruksinya. Ke-3 bank tersebut telah menyatakan berminat ikut dalam pembiayaan bandara Internasional itu, tiga bank BUMN itu adalah Bank mandiri, BNI dan BRI.

d. Pemda Lombok Tengah Rp. 40 M

B. DASAR PEMBANGUNAN

Bandar Internasional Lombok Baru tentu saja tidak serta merta dibangun karena melihat perkembangan wisata saat ini tetapi karena berbagai dasar dan pertimbangan, seperti berikut:

1. Keputusan pemerintah

Keputusan pemerintah untuk segera membangun bandar udara internasional Lombok. Sebelumnya, penarikan secara paksa petani yang menduduki areal tanah yang bakal menjadi lokasi pembangunan Bandar Udara (Bandara) Lombok Baru di Penujak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), berakhir dengan bentrokan. Puluhan petani menderita luka-luka terkena tembakan termasuk dua anggota polisi luka terkena anak panah.

Bentrokan tersebut terjadi Minggu (18/9) sekitar pukul 10.00 Wita di saat aparat kepolisian menarik secara paksa petani yang menduduki lokasi tanah yang sudah dibebaskan untuk pembangunan bandara tersebut. Hingga kini situasi di lokasi tanah bandara itu masih tegang. Salah seorang aktivis LSM Serikat Tani (Serta) NTB, Herman yang ikut aksi damai di depan Mapolda NTB menyatakan sedikitnya 27 petani luka-luka akibat bentrokan dengan aparat kepolisian tersebut.

Penarikan secara paksa itu dilakukan menyusul dicabutnya izin Kapolri untuk pertemuan perkumpulan petani internasional yang berlangsung di lokasi tanah bandara. Para petani tersebut merasa sudah mendapat izin dari Kapolri untuk melakukan pertemuan di lokasi tersebut. Sementara 11 anggota Perkumpulan Petani Internasional bersama puluhan petani lainnya asal Penujak Lombok Tengah yang tergabung dalam Serikat Tani (Serta) kini menggelar aksi damai di depan Mapolda NTB. Mereka menuntut agar aparat kepolisian di lokasi tanah bandara itu segera ditarik. Akibat bentrokan fisik tersebut sedikitnya delapan petani ditahan untuk diperiksa lebih lanjut. Inti dari unjuk rasa yang telah dilakukan berkali-kali adalah karena tanah mereka dihargakan sangat murah. Tetapi jika kita lihat, tanah-tanah ini mulai dibeli sekitar tahun 1994. Sementara kita tahu harga tanah pada waktu dibandingkan sekarang jauh lebih murah karena nilai tukar Rupiah pada waktu itu sangat kuat. Sehingga semua barang murah termasuk harga tanah. Sementara mereka berunjuk rasa pada tahun 2006 sehingga jika dibandingkan dengan harga tanah tahun 1994 maka pasti akan jauh berbeda.

Meskipun ditentang banyak pihak, khususnya kaum petani, DPR menyetujui rencana pembangunan bandara internasional di Penunjak, Lombok Tengah, NTB. DPR melihat hal itu justru akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB.

2. Keberadaan bandara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar dapat memacu pertumbuhan ekonomi NTB.

Bandara itu hanya mampu didarati maksimal pesawat Boeing 737 atau sejenisnya. Oleh karena lokasinya berada di tengah kota dan di sekitarnya adalah pemukiman penduduk, membuat Bandara Selaparang sulit untuk dikembangkan. Akan terlalu banyak sarana yang akan dirusak jika Selaparang diperluas. Selain itu Selaparang juga terletak didekat Gunung Rinjani yang menjulang sangat tinggi sehingga dapat mengganggu penerbangan dikala cuaca buruk. Sementara Lokasi yang di Tanaq Awu berada didataran yang sangat luas. Tidak ada gunung atau relief-relief lain yang berbahaya untuk penerbangan. Maka dengan demikian Tanaq awu jauh lebih berpotensi.

Bandara Internasional Lombok dibangun untuk membuka akses seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi dan pembangunan Nusa Tenggara Barat. Keberadaan BIL ini nantinya, akan mempercepat pengembangan mobilitas kegiatan timur barat Pulau Lombok serta memungkinkan membuka rute penerbangan domestik maupun luar negeri yang lebih banyak.

3. Bandara Selaparang tidak dapat dikembangkan karena berbagai pertimbangan aspek teknis dan operasional.

Pembangunan bandara Internasional Lombok Baru di Tanak Awu dilakukan karena bandara Selaparang sulit dikembangkan karena akibat terbatasnya lahan, dan pesawat berbadan lebar sulit mendarat. Seperti yang telah dijelaskan di atas potensi Tanaq Awu lebih jauh berpotensi daripada Selaparang. Inti alasannya karena keberadaannya di tengah kota sehingga banyak sarana yang akan rusak

4. PT. (PERSERO) Angkasa Pura.I sudah membebaskan lahan pada tahun 1995 di Lombok Tengah dengan luas sekitar 538.8Ha untuk mengganti Bandara Selaparang

Sejak tahun 1995 PT ini sudah membayar lahan yang akan dijadikan Bandara BIL Baru. Tentu saja dengan persetujuan Presiden pada waktu itu Soeharto. Menurut pandangan beberapa tokoh masyarakat Lombok dan beberapa instansi lain mengatakan sebenarnya Bandara ini sudah mulai beroperasi tetapi karena Soeharto lengser dari jabatannya pada tahun 1998 maka rencana pembangunannya terhenti. Baru kemudian tahun 2004 mulai mendapat perhatian pemerintah sehingga tahun 2007 mulai masuk tahap pengerjaannya. Tetapi sebenarnya kita tidak tahu apakah karena mereka Pro Soeharto jadi kita tidak boleh negatif Thingking pada pemerintah saat itu atau saat sekarang.

C. TAHAP PEMBANGUNA N

Berikut adalah beberapa gambar proses pengerjaan proyek pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru sejak tahun 2007 hingga terakhir penelitian Mei 2009.


Proyek ini mulai di kerjakan pada awal tahun 2007. Sudah menghabiskan waktu hampir 2 tahun. Kita lihat dari run away pada gambar di atas sudah mencapai 70%, tetapi jika dilihat secara umum dari sarana-sarana yang lain maka sudah mencapai 40%. Gambar paling bawah merupakan master plan pembangunan bandara ini. Kita lihat disampingnya hijau karena banyak pohon. Secara tekhnis pembangunan Bandar Internasional ini akan mengadopsi green field dimana akan dibangun taman dan reboisasi disekitarnya untuk mengurangi polusi. Sehingga tidak akan terlalu panas. Menurut rencana Bandara ini akan selesai pada tahun 2013.

Menurut beberapa referensi pembangunan bandara ini terbagi menjadi 3 tahap. Tahap yang dimaksud yaitu akan dikembangkan 3 kali sehingga tingkat kesempurnaannya akan selesai pada tahap ke-3 yaitu tahun 2028. Sementara untuk tahap pertamanya saja diperkirakan selesai tahun 2013 tetapi sudah bisa dioperasikan. Sambil pengerjaan sarana pendukung seperti parkiran, pelebaran jalan, pusat pelayanan, pusat perbelanjaan dan lain-lain.

D. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Rencana

Satuan

Keterangan

Jalan Negara

98.22

Kilometer

Pembangunan Jalan Nasional di Pulau Lombok 40.22 km termasuk pembangunan jalan pendukung infrastruktur Bandara Internasional Lombok dan Pulau Sumbawa 58 km. Usulan anggaran tahun 2009 dan 2010

Jalan Propinsi

12.00

Kilometer

Jalan Kabupaten yang ditingkatkan menjadi Jalan Provinsi karena menghubungkan Kota dengan Bandara Lombok Baru di Lombok Tengah, direncanakan 3 jalur dengan menggunakan dana APBN dan APBD

Pelabuhan Laut

1.00

Pelabuhan Laut Eksport

Peningkatan Pelabuhan yang ada di Sumbawa menjadi Pelabuhan Eksport

Pelabuhan Udara

1.00

Bandara Internasional

Rencana Pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru akan membangun terminal bandara seluas 12.000 m2 dengan panjang landasan 2.750 m2 dan lebar 42 meter. Tahun 2010 sudah operasional

Pembangkit Listrik

261.95

Mega Watt

PLN Santong, Pekatan, Brangbeh, IPP Sembalun, Hu'u, PLN Lombok, IPP Labuhan, PLN Bima, IPP Lombok, PLN Bima. Swasta=PLTB Lombok, Sumbawa dan Bima. Rencana Pembangunan 2008 s/d 2017

Sarana Air Bersih

57.00

Waduk

Pembangunan Waduk dan Embung untuk penyediaan Air Baku bagi kebutuhan pemukiman dan industri di Kab / Kota NTB beroperasi tahun 2009 dan 2010

Sumber: Usulan Kegiatan Tahun 2009 dan 2010 (06-5-2008)

Dinas KIMPRASWIL Prov NTB

E. ANALISIS AMDAL

Setiap pembangunan suatu proyek pasti akan menimbulkan dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Sehingga kita perlu mengetahui berbagai dampak negatif yang akan muncul sehingga kita akan mengetahui solusi yang tampak untuk meminimalisir dampak negatif yang ada. Berikut adalah hasil analisis Amdal terhadap pembangunan BIL Baru yang meliputi:

1. Segi Ekonomi

a. Dampak positif

1) Membuka lapangan kerja

Dengan berdirinya Bandara Internasional Lombok Baru tentu saja akan membutuhkan karyawan yang sangat banyak sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi para pengangguran. Selain itu, akan mendorong seseorang untuk membuka suatu layanan jasa, usaha dan lai-lain yang akan menyiadakan sarana untuk kelangsungan hidup mereka. Misalnya saja penguasaan berbagai macam bahasa sehingga tidak hanya bahasa inggris saja tetapi lebih banyak lagi.

2) Manambah pendapatan daerah dan negara

Investasi akan semakin banyak, kunjungan wisatawan akan semakin meningkat sehingga akan meingkatkan pendapatan daerah khususnya, negara umumnya.

3) Meningkatkan taraf hidup

Orang yang sudah memiliki pekerjaan baik menjadi karyawan di BIL langsung atau secara tidak langsung yaitu sebagai penyedia layanan tentu saja akan menambah pendapatan mereka dan meningkatkan taraf hidup sebagai pendapatan utama atau pendapatan sampingannya saja.

4) Memajukan bebarapa sektor (instansi)

Dengan adanya sentuhan modern dan internsional tentunya kan mengubah suatu taraf suatu instansi misalnya saja terbentuk sekolah-sekolah bertaraf internasional yang tentunya kan mengubah kualitas SDM untuk mengubah SDA yang tersedia di Lombok khususnya. Selain itu instansi pemerintah lain akan mendorongnya untuk lebih bersaing karena tidak hanya bergaul dengan masyarakat lokal saja tapi dari berbagai daerah bahkan dari mancanegara.

5) Akses dan distribusi kebutuhan cepat

Kebutuhan sehari-hari masyarakat selama ini agak terhambat dalam pendistribusiannya karena kurangnya sarana yang mendukung kegiatan tersebut. Sehingga hadirnya BIL Baru akan membawa suasana baru dalam penyediaan sarana untuk distribusi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

b. Dampak Negatif

1) Kesenjangan sosial

Berdasarkan data, masyarakat Lombok masih banyak yang buta huruf, sehingga di ragukan bagi mereka untuk biasa menguasai atau mendapatkan lapangan pekerjaan. Sementara bagi mereka yang pintar dalam arti bisa mendapatkan pekerjaan akan semakin baik kualitas hidupnya sebaliknya yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan akan semakin terpuruk sehingga terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak.

2) Memancing minat investor asing (monopoli)

Proyek ini merupakan proyek yang sangat besar yang bisa menghasilkan keuntungan besar sehingga akan memancing investor Asing untuk memonopoli proyek ini sehingga hasilnya akan sebagian besar masuk ke kantung seseorang daripada khas negara. Beberapa Bandara Internasional di Indonesia saat ini merupakan hasil campur tangan negara lain seperti Jepang, Amerika, dan negara-negara Eropa maka diharapkan negara kita percaya akan kemampuannya untuk bisa maju.

2. Segi Sosial dan Budaya

a. Dampak Positif

1) Terbentuknya masyarakat modern yang menguasai IPTEK (bahasa, komputerisasi, akses). Agar bisa survive seseorang harus memiliki kemampuan tertentu untuk mendapatkan penghasilan. Misalnya saja bahasa yang tidak hanya Bahasa Inggris saja tetapi berbagai bahasa lain yang selama ini mungkin bahasa Indonesia saja masih banyak yang tidak mengerti. Tetapi perspektif kedepannya harus bisa.

2) Tersedianya sarana yang memadai untuk interaksi sosial. Misalnya saja handphone, internet, radio dan lain-lain.

3) Memperkenalkan budaya Indonesia (Lombok) ke dunia luar (Internasional) misalnya saja pertunjukan budaya atau bisa juga melalui pertukaran pelajar.

4) Tata kota semakin teratur

Jika dilihat selama ini masyarakat pelosok jarang mempertimbangkan tata rumah, pengetahuan lingkungan yang baik. Apalagi mengenai tata kota mungkin hanya untuk orang kota saja. Sehingga susunan rumah mereka msih sngat sederhana dan sembarangan.

c. Dampak Negatif

1) Sikap individualist merupakan sikap masyarakat modern yang sudah mengenal globalisasi. Kurangnya kepekaan terhadap sesama dan lebih mementingkan kepentingan pribadi .

2) Akulturasi budaya menyebabkan terjadinya pergeseran nilai budaya (Degradasi). Pengaruh barat yang selama ini hanya bisa dilihat melalui media saja sudah terjadi berbagai penyelewengan umumnya dikalangan anak muda. Bagaimana jika budaya tersebut langsung mereka saksikan di depan mata?

3) Kecendurangan terjadi persaingan sosial untuk mendapatkan strata lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan sikap individualist yang menyebabkan seseorang mementingkan Life style untuk tampil lebih dari orang lain. Sehingga akan terjadi persaingan gaya hidup.

2. Segi Ekosistem dan Kesehatan

a. Dampak positif

1) Tata kota yang teratur membuat lingkungan lebih nyaman

2) Membuka wawasan asing mengenal keanekaragaman flora dan fauna Indonesia (Lombok). Begitu banyak hewan dan tumbuhan yang belum diketahui jenis spesiesnya dan juga termasuk kedalam flora-fauna langka. Masyarakat lokal yang pengetahuannya masih kurang akan hal ini akan menarik perhatian orang luar untuk mengetahui keanekaragaman hayati Lombok. Dengan demikian semakin baik dan lancar hubungan dengan masyarakat luar maka pengetahuan akan hal tersebut akan semakin tampak. Keterkaitan hal ini dengan ekowisata adalah perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik dari pemerintah maupun swasta.

Produk pariwisata yang banyak diminati dan berkembang di masa mendatang salah satunya adalah ekowisata (I Gede Ardika, 2006). Tren ekowisata saat ini semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya manusia yang ingin kembali ke alam (back to nature) Potensi Wisata Pulau Lombok Pulau Lombok merupakan salah satu daerah destinasi wisata di Indonesia memiliki keanekagaraman hayati yang sangat tinggi, keunikan dan keaslian budaya tradisional, peninggalan sejarah, bentang alam yang indah, gunung berapi, cagar alam, taman nasional dan pantai berpasir putih, berpeluang besar bagi pengembangan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber devisa. Sebagai modal pengembangan ekowisata, daerah ini memiliki berbagai potensi antara lain: Taman Nasional Gunung Rinjani, terletak di Lombok bagian utara dengan luas area taman 41.330 ha, dan dikelilingi oleh kawasan hutan lindung sekitar 51.500 ha. Keindahan danau Segara Anak seluas 1.156 ha dalam perut gunung Rinjani menyimpan banyak misteri dan mampu menyihir sekitar ribuan wisatawan asing dan domestik setiap tahun untuk mendaki gunung yang berketinggian 3.726 m dari permukaan laut ini.

Dengan adanya ekowisata diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam. Sektor swasta juga harus berperan aktif dalam pengembangan ekowisata karena produk ekowisata di tingkat dunia telah berkembang sangat pesat, sementara diversifikasi produk wisata Indonesia berjalan sangat lamban. Lombok sebagai destinasi wisata harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menjaga kelestarian alam. Dengan bentang alamnya yang indah, keanekaragaman hayati dan budayanya, Lombok dapat menjadi trendsetter dalam pengelolaan ekowisata di Indonesia.

3) Meningkatkan fasilitas, kesadaran, & taraf kesehatan

Bagaimana tidak, arus masyarakat yang keluar dan masuk Lombok akan semakin deras sehingga perlu layanan kesehatan yang baik. Sehingga mendorong pemerintah untuk membangun akses layanan kesehatan yang tidak hanya berguna bagi para pengunjung saja tetapi bagi masyarakat Lombok sendiri. Misalnya saja Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu dan berbagai pelayanan kesehatan lain.

b. Dampak negatif

1) Merusak lingkungan

Dalam pembangunan BIL tentu saja membutuhkan bahan yang snagat banyak misalnya saja pasir urugan sebagi bahan pondasi yang melapisi aspal langsung dengan tanah. Tanah urugan ini diambil dari sebuah bukit dekat pemukiman penduduk. Berdasarkan hasil tinjauan terakhir maka hampir1/3 dari bukit tersebut sudah habis. Hal ini sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar pemukiman tersebut jika sewaktu-waktu terjadi bencana misalnya tanah longsor dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar selain kematian. Tidak hanya satu bukit yang sudah rusak tapi beberapa bukit selain di dekat perkampungan juga yang berada didekat jalan yang sewaktu-waktu longsor dan bisa memutuskan hubungan satu daerah dengan daerah yang lain.

2) Membunuh banyak spesies

Beberapa tahun sebelum pembangunan proyek ini, daerah ini merupakan areal persawahan yang sangat luas, hijau dan sangat memancing mata melihatnya. Tampak burung-burung sering berterbangan mencari makan di pagi hari dan sore hari menjelang matahari terbenam. Burung bangau yang selalu setia menanti mangsanya berupa kodok berdiri tegar hingga mangsanya muncul. Pemandangan yang indah hampir tampak setiap harinya.

Tetapi saat ini pemandangan itu sudah hilang. Air saja sulit ditemukan disekitar areal ini kecuali musim hujan. Perubahan suhu yang sangat drastis terasa membakar kulit. Asap dari cerobong pabrik semen yang dibangun berdampingan dengan lokasi bandara ini selalu menyelimuti langit setiap hari sehingga tampak seperti mendung. Kemanakah spesies-spesies yang dulu menghiasi indahnya pemandangan di sore hari. Akankah mereka kembali seperti dulu. Disinilah peran kita semua untuk menjaga lingkungan kita agar tercipta ekosistem yang seimbang. Caranya tidak jauh dari apa yang selama ini terpampang dimana-mana.

3) Meningkatkan polusi menyebabkan temperatur tinggi

Arus kendaraan yang akan lalu-lalang pastinya akan bertambah, sehingga tingkat polusi juga akan bertambah, jika hal ini tidak diminimalisir dengan pengurangan jumlah kendaraan, kendaraan alternatif anti-polusi dan penghijauan dimana-mana.

4) Menambah kebisingan

Jenis pesawat yang bisa landing di BIL Baru pastinya akan jauh berbeda dengan pesawat yang bisa landing di bandara Selaparang. Dan hal ini akan berdampak pada tingkat kebisingan yang lebih tinggi dari pesawat yang landing dan take off. Beberapa tahun yang lalu Pemkab Lombok Tengah telah menyarankan kepada para penduduk yang baru akan membangun rumah untuk tidak terlalu dekat dengan jalur bandara karena akan berbahaya bagi pendengaran mereka.

PENUTUP

Setiap pembangunan suatu proyek akan berdampak bagi lingkungan. Besar kecilnya dampak yang ditimbul suatu proyek akan menetukan kesuksesannya di masa depan. Tetapi dalam hal ini tujuan dari analisis Amdal adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dan bagaimana mencaris solusi untuk meminimalisir dampak negatif yang muncul sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan. Sebagaimana dengan proyek Pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru yang saat ini sedang berlangsung. Oleh karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu keseimbangan, sangat penting untuk perspektif ke depannya. Tetapi berdsarkan hasil analisis suatu permasalahan yang muncul biasanya dampak positif dari Segi Ekonomi sangat memang sangat tinggi tapi ada hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu dari Segi Ekosistem, Lingkungan dan kesehatan. Satu hal yang tidak boleh diabaikan berkaitan dengan ekowisata adalah pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat.

Biasanya dampak yang ditimbulkan dari segi ini besar tapi perlahan khususnya dampak negatif. Oleh karena itu, khusus untuk pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru perlu memperhatikan hal-hal berikut sebagai solusi:

1. Menegakkan hukum yang berlaku

2. Memperbaiki SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan

3. Solusi pendekatan keimanan dan ketakwaan

4. Melakukan pembangunan yang bersifat green-field

5. Percaya akan kemampuan bangsa sendiri

Tidak ada komentar: