Senin, 20 Juli 2009

BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK

بســـــــم الله الرحمن الرحيـم
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pulau lombok merupakan sebagian kecil anugarah dari Allah swt yang dilimpahkan bukan hanya kepada penduduk pulau Lombok tapi juga penduduk dari republic Indonesia maupun penduduk seluruh dunia karna banyak sekali Sesuatu yang orang dapatkan dipulau Lombok tidak mereka dapat ditempat mereka atau ditempat lain.
Pulau Lombok yang terkenal dengan pulau seribu masjid,yang teletak di wilayah Indonesia bagian timur yang juga berdekatan dengan salah satu pilau wisata yang sangat terkenal diseluruh dunia yaitu pulau Bali yang tidak saja ramai dengan masjid dan kekentalan agamanya saja tetapi dengan kekuasaan Allah swt pulau Lombok mangandung sumber daya alam,dan sumber daya manusia yang sangat besar yang membuat banyak orang terkagum-kagum.
Penalitian sebelumnya menyatakan terdapat banyak tempat eksotis yang masih asri yang ditemukan dibagian utara sampai bagian selatan pulau Lombok seperti gili manuk, gili air,gili meno dan gili lampu yang terletak bagian utara, jauh melahkah kebagian selatan akan didominasi oleh keindahan pantai yang berompak besar dan berpasir putih sepert pantai Kuta, tanjung An, Pantai seger dan Pantai Selong Belanak dan lain lain.
Keindahan pulau Lombok adalah bagian kecil dari daya tarik pulau Lombok tersebut tetapi salah satu hal yang paling penting adalah kebudayaan masyarakat Lombok yang sangat unik yang dapat kita temukan seperti acara adat Bau Nyale, Nyongkolan, presean , Ngapong dan banyak lagi yang tidak dapat diuraikan secara panjang lebar.
Tetapi tidak cukup suatu tempat dikatakan baik tanpa ada hasil bumi yang dikandungnya, hasil bumi inilah indicator kemajuan suatu daerah yang ditunjang oleh sumber daya manusia yang terampil.
Hasil kekayaan baik berupa hasil tambang, flora dan fauna yang harus kita ketahui adalah Permata, emas, dan dari Flora, Faunanya seperti pohon durian yang menghasilkan buah yang tidak bersekat dan juga kita bisa menemukan kobra putih yang hanya kita temukan dipulau Lombok.
Dari kekayaan alam dan budaya di pulau Lombok akan menjadi nilai positif bagi orang-orang dari seluruh penjuru dunia untuk datang dengan berbagai macam tujuan karna sudah menjadi suatu kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka baik lahir maupun batin.
Perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat adalah salah satu penunjang bagi setiap orang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut yang melampoi ramalan masa depan pulau Lombok.
Untuk dapat merealisasikan keinginan mereka untuk dapat datang ke pulau Lombok dengan mudah hanya satu yang akan terpikirkan, yaitu Alat Transportasi baik Darat, Laut Maupun udara. Dari ketiga macam alat transportasi yang memiliki keefektifan waktu tempuh dan harga adalah transportasi Udara yang sering kita jumpai adalah Pesawat, dan helicopter. Keefektifan tersebut tidak mungkin akan terjadi bila alat transportasi Udara tidak memiliki landasan pacu atau yang sering kita sebut Bandar udara dimana tempal pesawat-pesawat tersebut berlabuh.
Perkembangan zaman membuat pulau Lombok tidak dapat menolak teknologi tersebut untuk digunakan karna untuk perkembangan dan kemajuan SDA dan SDM masyakat Lombok dari segala bidang jadi Bandara udara udara ini harus ada untuk kelancaran transportasi maka tahun 2007 adalah awal dari pembangunan Bandara International Lombok Baru yang diklaim selaesai pada tahun 2010. Dari pembangunanan tersebut banyak pendapat dari setiap kalangan masyarakat masyarakat yang menghasilkan masyarakat yang pro dan kontra terhadap pembangunan Bandara International Lombok Baru sehingga terjadi perselisihan dan sering terjadi bentrok antara warga maupun aparat kepolisian. Perselisihan tersebut kebanyakan muncul dari pihak yang kontra pembangunan Bandara international Lombok Baru karna mereka masih mengklaim memiliki tanah yang dijadikan lahan pertanian yang dibeli pada masa pemerintahan soeharto yang menurut mereka tidak sesuai dan terjadi intimidasi pada masyarakat sehingga tidak ada pengakuan dari masyarakat bahwa lahan tersebut milik pemerintah sekarang tempat dibangun bandara udara masih milik mereka sehingga sering terjadi pemaksaan oleh aparat kepolisian kepada warga untuk tidak menggarap lahan tersebut dengan paksa yang meyebabkan bentrok yang menimbulkan korban luka bacok dan tembak diantara keduanya. Semantara masalah dengan waraga yang pro karna keinginan warga tersebut untuk lebih maju dan ada juga masyarakat yang dibayar oleh Bupati Lombok tengah untuk melawan masyarakat yang kontra dengan cara diadu antara keduanya dan kejadian ini juga terjadi diMakasar Sulewesi Selatan.
Masalah status kepemilikan tanah setelah pemerintah memberikan uang tambahan pembayaran tanah tersebut yang dikira tidak sesuai ketika pada masa pemerintahan soeharto kepada warga yang kontra dan mulai memproklamirmirkan tentang kemajuan dan perkembangan Pulau Lombok terlebih Lombok Tengah. Tapi semua orang tidak akan mengetahui kemajuan dan perkembangan semacam apa yang akan terjadi apakah sesuai dengan agama, ahlak, dan nilai kemanusian yang sesuai dengan syariat dan dirhidoi allah.
Dari kemungkinan yang terjadi dari zaman yang kebanyakan menggunakan system hidup, maupun system kenegaraan yang menggunakan system Sekuler (pemisahan agama dengan Negara ) serta pandangan manusia berhak membuat aturan hidup sendiri (Demokrasi) kemungkinan besar masyarakat Lombok berada dalam ancaman dari dampak yang sangat buruk terjadi dari adanya pembangunan Bandara Internatinal Lombok dari segala segi seperti Ekonomi,social budaya dan Ekolosistem yang ada dan keuntungan hanya diperoleh orang-orang tertentu seperti kasus-kasus yang telah terjadi ditempat yang sudah ada seperti Bali, Makasar, Jakarta, Surabaya dan lain lain.


2 . TUJUAN
1. Kesempatan yang diberikan oleh Allah tidak lain untuk mengetahui tujuan dibentuknya Bandara Udara yang sangat besar dan menghubungkan Pulau Lombok keseluruh negeri dari segala penjuru dunia?.
2. Mengubah persepsi masyarakat tentang harus adanya kesadaran keseimbangan dari segi Ekonomi, Sosial Budaya, dan Ekologi dengan berpatokan pada agama Allah Al-Quran dan sunah. ?
3. Mengetahui perubahan seperti apa yang akan ada dan bagaimana dampaknya pada Perekonomian, Sosial Budaya, dan Ekologi? Baik atau buruk?.
4. Mengambil langkah antisipasi untuk kemungkinan buruk yang akan terjadi dan merumuskan solusi untuk kebaikan masa depan Pulau Lombok.
3 . RUMUSAN MASALAH
Bagaima prediksi masa depan Pulau Lombok dengan pembangunan Bandara International Lombok Baru?.
4 . MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai jalan penyadararan masayarakat dan mengubak persepsi masyarakat tentang kemajuan saat ini.
2. Masukan bagi pemerintah untuk membuat perundangan yang sesuai dengan syarit dan hukum yang diturunkan Allah swt.
3. Sebagai sarana dakwah untuk membentuk kepedulian terhadap lingkungan, social, dan hubungan dengan sang maha pencipta.

5 . METODE PENELITIAN
Penelitian ini dibuat melalui metode wawancara masyarakat, telaah pustaka, browsing internet dan jurnal penelitian. Pelaksanaan penelitian dan observasi dilakukan mulai tanggal 24 mei di desa Tanak awu kecamatan Pujut, Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat yang merupakan lokasi dari pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Profil Lombok
Lombok yang dikenal dengan pulau seribu Masjid yang mayoritas penduduknya beragama islam yang jumlah penduduknya yang saat ini telah terdata dari hasil sensus penduduk (SP) Tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat sebanyak 670.102 Jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,37 %, sedangkan perkembangan jumlah penduduk Kabuapten Lombok Barat berdasarkan sesunas pada Tahun 2005 sebanyak 743484 jiwa yang terdiri dari 359.506 jiwa penduduk laki-laki dan 383.978 jiwa wanita dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun 2,10 %. Sementara itu laju pertumbuhan penduduk masing – masing kecamatan dalam kurung waktu tahun 2000 – 2005.
Persebaran penduduk yang tidak merata berdampak terhadap perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Ketidak merataan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis, letak pusat pemerintahan dan perekonomian, pusat pendidikan, penyediaan lapangan pekerjaan yang merupakan daya bagi terjadinya mobolitas penduduk. Berdasarkan tabel 11 dan tabel 12 dibawah ini dapat dilihat perkembangan penduduk Kabupaten Lombok Barat, persebaran dan kepadatannya




Dari data tabel diatas bahwa Kecamatan yang masih jarang penduduknya adakah Kecamatan Bayan yaitu jumlah penduduknya 42.515 jiwa dengan tingkat kepadatan 127,29 jiwa per Km2, dan luas wilayah 329,10 Km2, sedangkan Kecamatan yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Kediri yaitu jumlah 52.673 jiwa dengan tingkat kepadatan 2.150,48 jiwa per Km2 dan luas wilayah 21,64 Km2. Dari data tersebut lebih menjelaskan gambaran mengenai perbandingan luas wilayah dengan sumber daya manusia yang diharapkan dapat mengelola sumber daya alam yang ada didaerah masing-masing


Dari hasil pendataan jumlah penduduk yang dilakukan pemerintah, kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Narmada yaitu: 82.796 jiwa atau 11 % dan jumlah penduduk Lombok Barat, sedangkan Kecamatan yang mamiliki jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Pemenang yaitu: 29.892 jiwa atau 4 % dari jumlah penduduk Lombok Barat. Dari tabel diatas tersebut menunjukan bahwa setiap tahun penduduk Lombok terus bertambah dan penyebaran yang tidak merata.

Pertambahan penduduk dan penyebaran yang tidak marata tersebut juga akan berdampak terhadap kebutuhan akan biaya, hidup yang akan terus bertambah pada suatu daerah akan diteruskan kebutuhan lahan pekerjaan yang banyak , lahan tempat tinggal, pendidikan dan sarana kesehatan yang banyak dan berkualitas.Tetapi itu semua tidak akan dapat tercapai bila tidak ada pengembangan SDA dan SDM pada suatu wilayah jadi untuk pengembangan tersebu dibutuhkan sarana infomasi dan sarana transportasi yang memadai baik darat, laut dan udara. Setiap kebutuhan penduduk ini terus menghantui pikiran mereka, bagaimana mereka akan memenuhi setiap kebutuhan mereka tersebut sementara skill dalam bidang penggunaan teknologi, pendidikan masih sangat minim dimiliki oleh setiap masyarak untuk dapat terus mengejar ketinggalan mereka dari penduduk Negara lain yang kualitas hidupnya sangat tinggi.

Untuk mendapatkan suatu kualitas hidup, masyarakat Lombok memiliki peluang emas yang sangat jarang didapatkan di daerah lain dan merupakan awal yang baik bagi suatu kemajuan kualitas hidup masyarakat Lombok, yaitu penawaran pembangunan sarana transportasi dari negara, pemerintah daerah dan dukungan dari banyak Negara asing. Dari banyak sarana transportasi yang ditawarkan pemerintah yang sekarang telah mulai dibangun yang salah satu menjadi pembicararaan masyarakat dan pemberitaan disetiap media adalah transortasi udara.
Transportasi udara selalu menjadi pokok pembicaraan yang sangat menarik dikarnakan membutuhkan biaya yang sangat besar, lahan yang luas dan tenaga kerja yang memiliki skill yang baik. Disini pembahasan tentang sarana informasi tidak akan dibahas karna sarana informasi pulau Lombok sangat memadai dan baik.
Jadi dapat kita ambil salah satu solusi untuk perubahan kualitas hidup penduduk Lombok adalah pembangunan sarana transportasi udara dan pemerintah telah menjawabnya dengan banyak dukungan dari semua pihak yaitu pembangunan Bandara Internasional Lombok yang merupakan awal dibangunnya banyak fasilitas lain yang akan terus mendukung penduduk Lombok untuk terus maju untuk mendapatkan penghidupan yang layak dari semua sisi kehidupan agar tidak terus terjajah oleh politik tipu daya yang dilakukan orang-orang kapitalis dan sekuler. Penduduk sangat berharap berharap besar atas dibangunnya bandara yang berstandar internasional karana dari sinilah penduduk Lombok akan mulai beberbaur denagan penduduk dari penduduk dari segala penjuru dunia agar dapat belajar apa arti hidup, dan belajar makana dari kebaikan yang diberikan Allah dari banyaknya tingkah laku yang dilakukan oleh setiap orang diseluruh dunia dari semua sisi kehidupan. Dari sini kita akan dapat memperediksi bahwa pulau Lombok dan masyarakat akan mengalami kemajuan yang sangat pesat kualitas hidup mereka meskipun banyak kendala yang akan dialami karna setiap kemajuan (modernisasi) tidak akan selalu menghasilkan dampak positif tetapi juga akan berdampak negative.

2. Profile Bandara Internasinal Lombok Baru

Nilai proyek pengembangan yang terbentang di lahan seluas 1,200 hectare tersebut, adalah AED 2.2 miliar (US$600 juta; IDR 5446 miliar). Dengan disaksikan oleh wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil dari Emaar Properties Mr. Mohamed Ali Alabbar menandatangani Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Mr. Muhammad Syahrial, President Director dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Pembangunan bandara Lombok menelan biaya sekitar Rp. 665 Miliar dimana konstribusi pendanaan berasal dari tiga pihak yakni pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat sekitar Rp. 110 Miliar, pemda Lombok Tengah Rp. 40 Miliar yang di anggarkan dalam APBD secara bertahap mulai 2007 sampai 2009, serta AP 1 Rp. 515 milliar.
Pembangunan bandara Internasional Lombok Baru di Tanak Awu dilakukan karena bandara Selaparang sulit dikembangkan karena akibat terbatasnya lahan, dan pesawat berbadan lebar sulit mendarat.
Selain itu, pertumbuhan penumpang yang terus meningkat hingga 900.000 per tahun harus menjadi perhatian serius pengelola bandara dengan mencari lokasi bandara baru guna memberikan kenyamanan dan jaminan keselamatan kepada pengguna jasa .
Bandara itu dibangun pada lahan seluas 538 hektare yang ditargetkan selesai pada 2009 mendatang bersamaan. Bandara baru ini didesain untuk kapasitas 1,5 juta penumpang yang akan menghubungkan ke 5 benua didunia dan juga akan mempermudah jamaah haji Lombok untuk pergi menunaikan ibadah haji tanpa harus melewati Jakarta yang harus menunggu lama yang akan menghabiskan waktu biaya dan energi.
Menurut Emaar properties 'Indonesia adalah pasar global yang ke enam belas dan pembangunan di Lombok akan memperluas skala properti portofolio diwilayah Asia Tenggara. 'Lombok project juga menandai konsolidasi dari pengembangan proyek properti kami dengan mewujudkan pembangunan kelas dunia untuk memunculkan pasar dengan potensial pertumbuhan yang tinggi.
Menurut Emaar properties, Lombok adalah salah satu tempat wisata yang paling menjanjikan di Indonesia dan memiliki potensi untuk menjadi magnet untuk wisatawan dunia dan berterima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kepercayaan untuk mendukung inisiatif pengembangan yang akan membantu posisi Lombok dengan Bali sebagai tempat tujuan wisata kelas dunia.
Proyek Emaar Lombok dibangun di pantai indah Mandalika dan akan dibuat menjadi pembangunan ramah lingkungan yang terintegrasi dengan elemen alami menjadi zona residensial, liburan dan keramahtamahan. 'Ukuran ramah lingkungan akan diadaptasi untuk Lombok project agar memberikan para penghuninya untuk menikmati keuntungan hidup berdampingan dengan alam,' kata Mr.Alabbar. 'Untuk fasilitas liburan akan disediakan tempat-tempat untuk menyelam, mendaki dan olahraga selancar, yang mana Lombok telah dikenal dan diakui dunia.
'Lombok memiliki sejarah yang panjang dalam menyambut wisatawan dari seluruh dunia, dan pariwisata adalah sumber pendapatan terbesar dipulai ini,' kata Mr.Syahrial.'Proyek Resort dan Residensial Emaar akan melengkapi tujuan kami dalam pengembangan Lombok lebih jauh lagi
Proyek Emaar Lombok akan memiliki 7 km depan pantai alami, yang mana akan mendukung pembuatan pelabuhan, terpisah dari residensial mewah dan resort dengan keramahan bintang lima. Emaar telah memulai proses pencarian merk resort dan hotel bintang lima berkelas internasional untuk menjadi bagian dari pembangunan ini, yang mana juga akan memiliki tempat golf dan perbelanjaan. Perumahannya akan dibuat design tropis dan arsitektur yang disesuaikan dengan keadaan sekitar.
Ekspansi global dari Emaar untuk memperbaharui dan memunculkan pasar tersebut sejalan dengan visinya untuk tahun 2010 untuk menjadi salah satu perusahaan paling bernilai didunia yang menembus ekspansi geograpikal dan segmen bisnis. Emaar juga telah memiliki dasar yang kuat di Asia Tenggara, dimana mereka telah membuka untuk pertama kalinya Emaar - Raffles International School di Singapura, yang juga akan menandai diversifikasi perusahaan pada jalur pendidikan
Emaar, saat ini, memiliki porto folio pengembangan diluar negeri lebih dari AED 220 miliar (US$60 miliar) dan memiliki andil dalam memunculkan pasar didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara, Daratan Hindia, Amerika dan Eropa. Di Dubai, tempat asalnya, Emaar telah membangun Burj Dubai, dalam pengembangannya menjadi menara tertinggi didunia, dan The Dubai Mall, salah satu tempat perbelanjaan dan hiburan terbesar diduni dan salah satu yang harus disadari disini bahawa pemerintah selalu memberikan kesempatan pihak luar untuk menanam modal yang akan memberi kesempatan bagi mereka untuk menikmati hasil potensi SDA negaeri rercinta republik indonesia. Dalam penyelesaian proyek ini memperjakan tenaga ahli yang didatangkan dari luar sedangkan masyrakat pribumi hanya menjadi buruh dan kuli. Pemerintah telah menyediakan fasilitas untuk penduduk setempat untuk meningkatkat skill mereka agar ketika Bandara Inter nasional Lombok Baru tersebut telah selesai mereka dapat bekerja disana, akan tetapi pemerintah daerah memprioritaskan pada kepada pekerjaan sebagai scuerity. Inilah usaha yang dilakukan oleh pemerintah yang sangat dangkal dan tidak layak dilakukan terhadap masyrakat setempat. Karena bagaimanapun juga masyarakat juga mempunyai potensi untuk bekerja sebagai tenaga ahli, apakah pemerintah tidak tahu banyaknya sarjana informatika, mesin dan geologi dan banyaknya sarjana yang hanya menjadi tukang benkel, ojek dan mangkal dipinggir jalan? Mau dikemanakan sumber daya manusia yang begitu banyak dan kualitasnya tidak kalah dengan negara negara-negara maju lainnya. Pada awal pembangunan bandara internasional memiliki masalah dalam pemakaian sumber daya manusia karna pemerintah lebih mempercayakan proyek ini terhadap pihak luar dari pada penduduk pulau lombok tersebut dan menurut informasi yang telah ada bahwa telah terjadi permainan uang dalam proyek tersebu, dikarenakan setiap yang ingin dapat bekerja disana harus memberikan sogokan kepada seorang pengelola sehingga orang luar yang memiliki uang banyaklah yang banyak terjun untuk mengelola proyek tersebut. Pada tahun 2007 para pengelola proyek pembangunan bandara internasinal lombok baru mendapat teguran oleh pemilik modal karena dikerjakan oleh ahli yang tidak mereka percayakan sehingga hasilnya pun mereka rasa kurang memuaskan.

Gambar diatas memperlihatkkan area yang diatasnya akan dibangun Bandara Internasional Lombok yang pembangunannya telah diresmikan oleh wakil presiden Yusuf Kalla. Pembangunan ini telah selesai pada tahap pembangunan landasan pacu dan irigasi seperti yang akan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar diatas menunjukan bagaimana Bandara Internasional Lombok Baru dibangun dan pencapaian hasil pembangunan sampai dengan tahun 2008.
4. Analisis dampak lingkungan
a. Dampak ekonomi
\Dari awal pembangunan Bandara Internasinal Lombok Baru telah memberikan tambahan pendapatan bagi warga sekitar daerah tempat dibangunnya bandara tersebut dimana para warga membuka warung kopi dan nasi disana. Bayak para pekerja yang menyempatkan untuk beristirahat disana untuk berteduh disana sambil menikmati secangkir kopi dan es kelapa muda karna Lombok bagian selatan bercuaca cukup panas sehingga para pedagang mendapatkan pendapatan tiap harinya cukup memuaskan. Dari pajak tanah dan bangunan pemerintah mendapatkan cukup bagi pendapatan daerah tetapi kita semua pernah mendengar Hadist Riwayat Muslim bahwa rasullullah pernah bersabda : Tidak akan masuk surga orang yang memungut pajak. Dan begitu juga pemerintah pusat juga melakukan hal yang sama seperti pemerintah daerah. Dibalik itu semua yang akan mendapat keuntungan yang sangat besar adalah investor asing yang menanamkan modalnya pada pembangunan bandara tersebut dan hal ini sama persis yang terjadi pada pertambangan emas New Mont, Irian jaya, Kalimantan dan Sumatra. Apakah kita merasa cukup dipuaskan dari hasil penjualan kopi, nasi dan bekerja menjadi buruh disana.? Masihkah kita menganut sistem ekonomi kapitalis?
b. Dampak sosial
Dari awal telah dijelaskan pada awal Pembangunan Bandara Internasinal Lombok Baru telah timbul konflik lantaran harga tanah yang mareka rasa tidak pantas, dan masalah sogok menyogok para pengelola proyek. Semua yang terjadi baru awal munculnya sifat social yang baru, dikarenaka banyak orang-orang sekuler yang akan berdatangan dari seluruh dunia ditambah lagi sistem indonesi adalah Negara neo liberal maka tidak menutup kemungkinan penduduk Lombok akan menjadi orang-orang yang individual yang tidak mau peduli dengan lingkungan dan orang disekitarnya dikarenakan sifat untuk mendapatkan sesuatu bagaimanapun cara, tidak peduli haram atau halal yang segala keinginannya tercapai akan dilakukan telah tertanam pada diri masing-masing orang waulaupun mereka mendapat sesuatu yang positf seperti dapat belajar banyak bagaimna orang dari negara lain hidup dan sukses. Hal negative yang akan terjadi tadi jauh lebih berbahaya daripada hal positif yang terlihat. Hal itu semua di karenakan jauhnya penduduk dari agama Allah, tidak ditegakkannya syariah islamiyah dan Indonesia menerapkan sistem pemerintahan sekuler ( memisahkan agama dari kehidupan ) termasuk sistem Demokrasi ( kedaulatan di tangan rakyat ) padahal Allah yang memiliki kedaulatan di dunia ini.

c. Ekologi
Bandara Internasional Lombok dibangun diatas lahan pertanian yang didekatnya terdapat sebuah gunung bernama gunung Bikan Pait. Gunung Bikan Pait ini merupakan habitat dari berbagai spesies ular, burung, dan musang. Akibat pembangunan bandara tersebut maka gunung bikan pait tersebut diratakan sehingga para pekerja proyek banyak menemukan ular, dan burung yang mati. Kerusakan ini merupakan awal dari kerusakan lingkungan selanjutnya. Pembangunan Bandara Internasinal Lombok Baru merupakan awal dari pembangunan besar-besaran oleh pemerintah, seperti pelabuhan di dekat pantai An yang merupakan kawasan dari desa tawun tang telah merusak terumbu karang, pertambangan emas yang juga akan meratakan banyak gunung sehingga merusak habitat dari flora dan fauna dan membunuhnya dan banyak lagi seperti yang telah di contohkan New Mont Sumbawa, Sumatra, dan Kalimantan. Walaupun itu semua sering terjadi namun pemerintah tidak pernah jera. Itu semua disebabkan karena kerakusan mereka akan uang dan pihak asing memanfaatkan itu semua dengan menyuap mereka dengan uang. Pemeritah selalu menjanjikan akan membuat tempat penangkaran tetapi semua itu sebagian kecil dari yang mereka rusak dan mereka perjual belikan. Masihkah kita mempercayai mereka.
d. Dampak pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, untuk dapat bekerja di Bandara Internasional Lombok Baru diperlukan skill yang bagus sehingga pemerintah dan penduduk daerah setempat harus meningkatkan mutu pendidikan. Tidak hanya untuk bekerja dibandara saja skill dan pendidikan yang baik juga diperlukan sebagai antisipasi banyak pembangunan lahan pekejaan yang banyak memerlukan tenaga ahli yang termpil untuk kemajuan negeri tercita Indonesia dan demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

e. Kebudayaan
Arus transportasi yang tinggi dengan teknologi yang mutakhir menjamin untuk mendatang orang-orang dari segala penjuru dunia dengan membawa kudayaan yang berbeda-beda dari setiap wilayah sangat memungkinkan terjadinya pertukaran budaya dan ini kebudayaan dapat merubah cara pandang setiap orang dalam menjalani kehidupan. Seperti kebuyaan barat yang identik dengan kebebasan maka masyarakatnya bertingkah laku secara bebas sebagai contoh cara berpakaian yang bebas tanpa memendang aurat, bergaul secara bebas sehingga banyak yang berzina, pesta seks, obat-obatan, dan keadaan ini telah terbukti di pulai dewata yang para remaja telah berhubungan suami istri di luar nikah yang menyebabkan meningkatnya tindakan aborsi. Hal semacam ini juga telah terjadi di pulau seribu masjid dimana mulai saat ini telah terlihat penampilan para remaja yang bepakaian tanpa batasan tertentu, adapula yang menggunakan kerudung atau jilbab tetapi aurat masih dipertontonkan dikarenakan mereka semua telah kehilangan rasa malu. Disinalah perlunya diubah persepsi setiap orang terhadap mana kebudayaan yang baik dan buruk. Solusi dari semua adalah dipakainya kembali kebudayaan yang sesuai dengan Syariah Islamiah dengan cara di tegakkan Syariah Islamiah.
f. Politik
Dalam masalah politik yang terjadi dalam pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru tersebut adalah dimana para pemerintah yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut hanya menguntungkan satu pihak, instansi dan kepentingan mereka sendiri seperti yang kita lihat dalam pembuatan undang-undang yang hanya menguntungka orang-orang atau pihak-pihak tertentu.

5. Solusi permasalahan
Seperti yang telah dibahas diatas bahwa yang menyebabkan kerugian yang sangat parah dari segala bidang disebabkan Indonesia menerapkan sistem Sekuler dan Sistem demokrasi dimana suara mayoritaslah yang akan didengar pada parlemen sehingga di buatlah perundangan yang hanya menguntungkan orang-orang tertentu tanpa mau memperhatikan orang-orang dibawahnya seperti yang telah terjadi sebelumnya. Indonesia juga masih menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang sangat merugikan orang-orang yang taraf hidupnya rendah begitu juga dengan liberalisasi yang terus saja dianut Negara Indonesi. Karna Bandara Internasional Lombok Baru berstandar internasional maka prinsip perubahannya ada pada suatu tata kenegaraan yang ada.



BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Bandara Internasional Lombok Baru sangat menjanjikan akan perubahan penduduk Lombok dari membaiknya beberapa masalah seperti
a. Masalah ekonomi
ekonomi setiap penduduk karna pendapat yang mencukupi karna tersedinya banyak pekerjaan dan meningkatnya kualitas hidup manusia
b. Masalah kebudayaan
perubahan kebudayaan yang akan terjadi yang perlu di antisipai adalah dampak negativenya dari sekarang agar terjadi keseimbangan hidup dan tumbuhnya generasi yang berkualitas dan mengambil kebudayaan yang baik sesuai Syariah Islamiah.
c. Masalah Ekologi
Ekologi perlunya adanya perlindungan terhadap habitat fauna dan flora agar tercipta keseimbangan ekosistem juga untuk menghindari kelangkaan Flora dan Fauna yang ada.
d. Masalah pendidikan
.Untuk menghasilkan penduduk yang intelektual dan mengerti terhadap pentingnya keseimbangan Ekosistem maka mutu pendidikan harus di tingkatkan dan menuntut ilmu itu wajib bagi setiap penduduk sehingga bangsa kita tidak lagi menjadi bangsa yang terjajah, terbelakang dan menjadi bangsa yang terhormat.
e. Masalah politik
Politik Indonesia harus menjadi polotik yang jujur, bersih sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad Saw yang tidak memperjualkan kekayaan negara yang merupakan hak setiap penduduk di setiap wilayah Indonesia dengan cara menegakkan Syariah Islamiah dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia.
2. Saran
Terhadap pemerintah daerah harus menanggapi secara serius tentang masalah ini karna merupakan masalah penduduk yang besar. Jadi yang penting disini adalah digantinya sistem pemerintahan yang mengatur setiap kegiatan penduduk tersebut agar terjadi keseimbangan dalam setiap sisi kehidupan. Solusi dari setiap masalah diatas adalah ditegakkannya Syariah Islamiah.

“ KOTA EMAS SEKARBELA”

PENDAHULUAN
Sumber daya alam masih sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam menunjang pembanguan nasional. Hal ini karena sumber daya alam yang dimiliki masih merupakan modal utama yang diharapkan mampumengimbangi kebutuhan pembangunan di berbagai sektor. Sumber daya alam bersama dengan masukan lainnya adalah merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi. Makin tinggi pemanfaatan sumber daya alam, maka diperkirakan pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Akan tetapi masalahnya adalah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi seringkali dilakukan dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran dengan kurang memperhatikan dampak dari eksploitasi yang dilakukan. Akibatnya kita harus membayar mahal, dengan rusaknya lingkungan dan terjadinya degradasi sumberdaya alam pada beberapa sektor strategis seperti sektor kehutanan, pertanian, perikanan maupun pertambangan baik seperti yang terlihat di Jawa Barat maupun Indonesia secara keseluruhan.
Perlu dikaji secara cermat agar lingkungan hidup dan sumberdayanya tetap terjaga secara berkelanjutan. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Adanya pembangunan berarti selalu menimbulkan perubahan yang dapat menimbulkan dampak (impact), baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Demikian pula halnya pembangunan di suatu daerah akan pula menimbulkan dampak terhadap aspek tanah di daerah tersebut.
Dalam rangka perwujudan kesejahteraan yang lestari, maka suatu usaha pemanfaatan sumberdaya alam, pengembangan wilayah dan penataan ruang wilayah yang berwawasan lingkungan sangatlah diperlukan. Dengan usaha tersebut diharapkan adanya pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pengawasan, pengendalian, pemulihan sumberdaya alam dapat diwujudkan. Atas dasar karakteristik suatu wilayah akan sangat penting sekali dalam usaha pengembangan wilayah untuk memperhitungkan dari waktu ke waktu dengan tingkat teknologi yang dipunyai serta kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi secara kuantitas dan kualitas
Salah satu proyek yang dilakukan penduduk Indonesia adalah usaha pembuatan emas. Emas yang merupakan batu yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi membuat setiap orang ingin untuk menggeluti usaha emas. Usaha emas biasanya dilakukan secara bersama-sama oleh sejumlah orang dalam satu wilayah, baik usaha itu dimiliki sendiri maupun secara berkelompok.
A. Latar Belakang
Emas yang merupakan barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi tentunya akan membuat setiap orang tergiur untuk menggeluti bisnis emas, entah itu pembuatan ataupun penjualannya. Besarnya minat orang untuk menggeluti usaha emas menjadikan orang-orang akan berlomba-lomba untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa didasari oleh human ecology. Terlepasnya perhatian terhadap lingkungan sekitar akibat dari dampak yang akan ditimbulkan adanya aktivitas tersebut, menjadi latar belakang dilakukannya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan tentang salah satu daerah yang penduduknya dominan menggeluti usaha emas.
Sekarbela yang terkenal dengan kualitas emasnya yang sangat memuaskan serta harga emasnya yang relatif murah perlu mendapat perhatian yang lebih baik tentang pemasarannya ataupun peranannya dalam meningkatkan devisa pendapatan daerah khusunya Lombok Barat. Selain itu, hal yang paling penting adalah munculnya berbagai dampak di daerah Sekarbela akibat usaha emas di sana dapat menjadi acuan dalam usaha emas di daerah-daerah lainnya.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Bagaimana perkembangan usaha emas di daerah Sekarbela?
 Bagaimana pengaruh aktivitas usaha emas di daerah Sekarbela terhadap lingkungan sekitar dan hubungannya dengan pendapatan daerah?
 Bagaimana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan akibat usaha Emas di daerah Sekarbela?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang usaha emas di daerah Sekarbela bertujuan untuk menganalisis dampak lingkungan akibat usaha tersebut. Selain itu, penelitian ini ditujukan agar penduduk di daerah Sekarbela menyadari betapa pentingnya analisis dampak lingkungan akibat aktivitas usaha yang mereka lakukan demi terciptanya keselarasan dan keseimbangan pemenuhan kebutuhan dan sumber daya alam yang harus tetap dijaga untuk generasi yang akan datang.

D. Batasan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah terbatas pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang terjadi di daerah Sekarbela serta pengaruhnya terhadap beberapa institusi terkait seperti pemerintahan yang menaungi daerah tersebut.

E. Manfaat Penelitian
Dengan menganalisis dampak lingkungan yang terjadi, diharapkan masyarakat luas dapat lebih memahami arti usaha yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kaitannya dengan sumber daya alam yang tersedia. Usaha yang dimaksud disini khususnya adalah usaha emas. Dengan mengangkat Analisis Dampak Lingkungan yang terjadi akibat usaha emas di daerah Sekarbela, manfaat terhadap daerah lain yang melakukan usaha yang sama dapat diperoleh. Manfaat yang dimaksud adalah daerah lain dapat membandingkan dampak lingkungan yang terjadi di daerah mereka masing-masing dengan dampak lingkungan yang terjadi di daerah Sekarbela.
















METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan cara meminta bantuan kepada salah seorang teman di Lombok untuk mengamati secara langsung keadaan desa Sekarbela dan gunung Sekotong serta mewawancarai penduduk Sekarbela. Selain itu, penelusuran informasi melalui literatur dan browsing internet juga digunakan untuk menunjang terlaksananya penelitian ini.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sekarbela, Kecamatan Ampenan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB. Selain itu penelitian juga dilakukan di Gunung Sekotong, dimana gunung Sekotong merupakan salah satu tempat penambangan emas yang akan diproduksi di Desa Sekarbela.

C. Waktu Observasi
Observasi langsung oleh teman di Lombok dilakukan mulai tanggal 24-28 Februari 2009.







TINJAUAN PUSTAKA

A. Emas dan Raksa
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
• Endapan primer; dan
• Endapan plaser.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
Bahan kimia yang memiliki peranan yang sangat besar terhadap pembuatan emas jadi adalah raksa. Raksa merupakan unsur logam yang berbentuk cair pada suhu ruangan. Ia jarang ditemukan tanpa terikat dengan unsur lain. Bijih utama adalah cinnabar. Spanyol dan Italia memproduksi sekitar 50% pasokan dunia. Unit komersil untuk raksa adalah “flask”, dengan berat 34.37 kg (76 pounds). Logam ini diproduksi dengan cara memanaskan cinnabar dalam arus udara dan dengan cara mengembunkan uapnya.
Raksa merupakan logam yang sangat berat, berwarna putih keperakan, pengantar kalor yang buruk dibandingkan logam lain, dan pengantar listrik yang biasa saja. Unsur ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak, dan timah (disebut juga amalgam). Kemudahannya bercampur dengan emas digunakan dalam pengambilan emas dari bijihnya. Garam raksa yang terpenting adalah raksa klorida (racun berbahaya), mercurous chloride (calomel, digunakan di bidang kedokteran), raksa fulminat (sebagai pemicu bahan peledak) dan raksa sulfida (vermilion, pigmen cat). Senyawa organik raksa juga sangat penting. Telah diketahui bahwa elektron menyebabkan uap raksa terkombinasi dengan neon, argon, kripton dan xenon. Senyawa yang terbentuk (terikat oleh gaya van der Waals) adalah HgNe, HgAr, HgKr dan HgXe.
Raksa merupakan racun yang berbahaya dan dapat diserap melalui kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernaan gastrointestinal tract. Udara yang jenuh (saturated) dengan uap raksa pada suhu 20 derajat Celsius mengandung konsentrasi yang melebihi batas limit keracunan berkali lipat. Lebih tinggi suhu, lebih berbahaya. Oleh karena itu sangat penting raksa ditangani secara hati-hati. Kontainer raksa harus benar-benar tertutup rapat dan jangan sampai tertumpah. Jika perlu memanaskan raksa, harus dilakukan dengan alat ventilasi udara. Raksa metil (methyl mercury) merupakan polutan yang membahayakan dan sekarang ini diketahui banyak ditemukan di air dan sungai. Triple point raksa pada suhu -38.8344 derajat Celcius merupakan titik standar pada International Temperature Scale (ITS-90).
B. Perkembangan Emas di Dunia
Logam ini banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya. Unsur ini juga digunakan dalam pembuatan lampu uap merkuri, sakelar merkuri, dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam membuat pestisida, soda kaustik, produksi klor, gigi buatan, baterai dan katalis.
Dilihat dari nama perusahaannya , maka penghasilan emas tersebar didunia , saat ini diduduki oleh Anglo Gold. Perusahaan ini pada tahun 1998 diperkirakan menghasilkan sebanyak 239 ton emas murni, atau sebesar 7,7 juta ounces. Peringkat kedua pengahasil emas tersebar , yaitu Newmont Gold dengan total produksi pada tahun 1998 sebesar 127 ton atau sebesar 4,1 juta ounces.
Peringkat ketiga dipegang oleh Gold Field Ltd. Dengan produksi pada 1998 sebesar 123 ton atau 3,9 juta ounces . Peringkat keempat Barrick Gold , dengan produksi sebesar 100 ton atau sebesar 3,2 juta onces , dan peringkat kelima dan enam adalah Placer Dome Inc serta Rio Tinto dengan produksi masing-masing sebesar 91 ton , atau sebesar 2,9 juta ounces dan 88 ton atau sebesar 2,8 juta ounces. Freefort-Mc Morran Copper & Gold yang saat ini melakukan penambangan emas di indonesia , di pegunungan Gresberg menepati urutan kedelapan. Produksi yang dihasilkan oleh perusahaan ini mencapai 69 ton atau sebesar 2,2 juta ounce.
Sejak dulu , emas dikenal sebagai bahan perhiasan , lambang kemakmuran atau disimpan untuk dana moneter . Keinginan orang untuk memiliki emas telah telah menyebabkan terjadi barter , invasi , penguasaan koloniasasi , dan eksplorasi di beberapa tempat di dunia seperti India,Asia dan Afrika .
Emas merupakan juga pendorong yang kuat di temukannya benua Amerika . Keserakahan terhadap emas sering mengakibatkan penjarahan . perampokan bahkan pembunuhan . Disamping itu , “Demam “ emas juga menimbulkan terjadinya komunitas masyarakat yang baru , yang disertainya dengan hadirnya indutri-industri penunjang lainnya .
Kegunaan emas yang utama , adalah untuk dana moneter yang diwujudkan dalam bentuk bullion sebagai cadangan untuk setiap uang kertas . Karena sifatnya yang lunak sehingga mudah ditempa , emas digunakan sebagai perhiasan . Panduan emas denagn logam lainnya seperti tembaga , perak, nikel atau paladium , menjadikan adanya istilah emas putih ,hijau , dan kuning dan perhiasan . Emas juga digunakan sebagai bahan pelapis , dekorasi ,pada gelas dan keramik , bahan penyepuh , aksara dan dekorasilainnya . Selain itu juga emas juga diperlukan sebagai bahan dalam industri kimia , pembuatan gelas dan kedokteran gigi .
Kebanyakan emas disimpan dalam bentuk perhiasan , yang juga berfungsi sebagai mode dan sebagaian dalam bentuk emas batangan dan koin emas . Sejak krisis ekonomi yang lalu , menyimpan emassudah dibuktikan sangat membantu untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Kebiasan menyimpan emas yang masih ada sampai sekarang, disebabkan beberapa alasan ; tidak tersedia sarana bank disuatu daerah , administrasi di bank sangat sulit bagi masyarakat yang rendah pendidikannya , beberapa muslim percaya bahwa bunga di bank di haramkan , tidak tersedia sarana penukaraan uang dan penukaraan barang dalam daerah tersebut menyebabkan mereka tidak mempunyai alternatif untuk menabung uang , menyimpan emas telah terbukti merupakan cara terbaik , untuk menjaga nilai dari uang karena harga selalu berdasarkan pada harga internasional yaitu dalam kurs dolar AS. Walaupun menyimpan emas telah terbukti merupakan cara terbaik untuk menjaga nilai dari uang , tetapi disebabkan harga emas tersediri berfluktuasi , maka akibatnya usaha yang berkaitan dengan emas akn berhadapan dengan resiko harga emas .
Di Indonesia sendiri , sebagai negara besar denagn lebih dari 200 juta penduduk dan sekitarnya 92% penduduknya beragama Islam , emas dianggap sebagai salah satu sarana menabung sejak dahulu kala . Tabungan tersebut kemudian digunakan untuk menikah , membeli rumah , pendidikan untuk anak mereka , ibadah haji dan lainnya .

C. Sekilas Tentang Sekarbela
Dulunya Sekarbela merupakan pusat penyebaran agama islam. Ajaran tersebut disebarkan oleh seorang ulama dari Pulau Jawa, beliau adalah cucu dari Sunan Giri. Ajaran agama islam mengalami perkembangan yang sangat pesat.Pengetahuan orang sekarbela tentang agama sangat kental.
Karena letak kampung Sekarbela yang strategis yaitu berdekatan dengan pelabuhan Ampenan dan merupakan pusat pengembangn ajaran agama islam maka banyak pedagang-pedagang yang berasal dari arab berdatangan untuk menjual berbagai jenis kerajianan, terutama perhiasan- perhiasan seperti kalung, cincin, dan gelang yang terbuat dari emas dan mutiara. Banyak orang arab yang awalnya datang untuk berdagang memilih untuk menetap di sana dan menikah dengan penduduk asli Sekarbela, sehingga sampai sekarang para pengusaha kerajinan emas itu kebanyakan dari keturunan Arab.
Usaha kerajinan emas di Sekarbela mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga mengantarkan para pengusaha emas kepada tingkat kesuksesan dan sampai sekarang kampung Sekaebela terkenal sebagai pusat perdagangan emas di pulau Lombok.
Bahan emas yang di olah menjadi perhiasan oleh para pengusaha emas di sekarbela banyak di dapatkan dari daerah Sumbawa, namun setelah ditemukannya pertambangan emas di Sekotong pada tahun 2005 maka banyak orang Sekarbela mengambil bahan emas untuk perhisan dari Sekotong karena dinilai bahwa kandungan emas di sekotong memiliki kualitas yang bagus juga, mulai dari yang 18 karat bahkan samapai 24 karat.
Seiring berjalannya waktu, kini Sekarbela yang dulunya merupakan sebuah kampung yang banyak persawahannya telah hilang dan berubah menjadi sebuah kampong yang sangat padat dan dipenuhi oleh bangunan toko-toko Emas dan Rumah-rumah yang terlihat megah. 90% dari warga sekarbel;a menggeluti usaha Emas sehingga orang-orang disana terkenal sebagai orang-orang yang memiliki kelas ekonomi yang tinggi.

PEMBAHASAN
Salah satu wilayah yang menggeluti usaha emas adalah kota Sekarbela yang terletak di pulau Lombok. Pada makalah kali ini akan diulas bagaimana usaha emas ini berlangsung dan tentunya kajian tentang pengaruh usaha ini terhadap ekonomi, ekologi, dan sosial juga akan dibahas.
Jika berdarmawisata ke Lombok, banyak wisatawan menyempatkan diri untuk mampir ke daerah Sekarbela. Daerah Sekarbela layaknya daerah sentra kerajinan perak Celug dari Bali. Lantaran, Sekarbela merupakan pusat industri kerajinan emas dan mutiara di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari mulai jalan masuk desa sampai pengujung desa, berjejer toko-toko kerajinan emas dan mutiara. Tak heran jika Sekarbela selalu ramai dikunjungi pembeli-pembeli emas dan mutiara dari luar pulau. Tentusaja, mereka yang datang langsung ini berharap mendapat harga yang lebih miring daripada membeli di ibukota. Rata-rata perajin emas dan mutiara Sekarbela memperoleh kepandaian mengolah dua benda berharga tersebut dari warisan turun-temurun keluarga.
Terkait dengan hubungan antara manusia dengan lingkungannya tentu segala aktivitas manusia dalam kehidupannya akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan di mana mereka hidup. Adapun dampak atau pengaruh yang timbul akibat aktivitas penduduk Sekarbela dalam usaha emasnya adalah sebagai berikut :
Dampak Sosial
• Usaha emas yang dikelola oleh sebagian besar masyarakat Sekarbela yang menuai hasil yang sukses kini membawa mereka menuju ketingkat kesejahteraan yang tinggi.
• Timbulnya kesenjangan sosial antara pengusaha dan yang non pengusaha. Hal itu diakibatkan karena sebagian besar para pengusaha mengambil karyawan-keryawannya dari golongan keluarga mereka sendiri sehingga kesempatan kerja bagi para warga yang tidak memiliki usaha sulit untuk mereka dapatkan sehingga dalam hal ini timbullah kecemburuan sosial antara si kaya dengan si miskin.
• Kurangnya kesadaran masyarakat sekarbela akan pentingnya pendidikan. Dulunya ketika Sekarbela mencapai kejayaan atas usaha emas mereka, sangat jarang anak- anak remaja di sana melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan dari mereka memilih untuk berbisnis melanjutkan usaha orang tuanya sehingga mereka merasa bahwa mereka sudah bisa untuk mencari nafkah hidupnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan pola pikir masyarakat, banyak masyarakat yang menjalankan usaha yang sama yang mengkibatkan timbulnya persaingan usaha. Hal demikianlah yang mebuat masyarakat Sekarbela semakin sadar akan pentingnya pendidikan dan mereka mulai berpikir bahwa mereka tidak mungkin akan menggantungkan diri hanya pada usaha emas saja.
• Gaya hidup masyarakat sekarbela terlihat tinggi. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan penampilan masyarakat Sekarbela yang telah menunjukkan penampilan ke arah moderenisasi.
Dampak Ekonomi
• Lapangan kerja semakin luas
Adanya usaha kerajinan emas di Sekarbela membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat lebih banyak khususnya untuk masyarakat Sekarbela. Banyak didirikan toko-toko emas yang tentunya membutuhkan banyak pegawai. Selain itu, dibutuhkan juga pengrajin emasnya dan para pengecer yang menjual atau membeli emas secara eceran yang kemudian dijual ke agen yang lebih besar.
• Penghasilan masyarakat semakin meningkat
Bervariasinya mata pencaharian yang dulunya mereka fokuskan pada perdagangan beralih ke kerajinan emas membuat penambahan pada pendapatan para penduduknya. Suatu hal yang membuat taraf hidup meningkat.
• Penduduk di masyarakat sekarbela lebih bersifat konsumtif
Hidup yang berkecukupan membuat tingginya sifat konsumtif terhadap suatu barang, hal ini terkesan wajar karena bangsa Indonesia sendiri berpola pikir konsumtif bukan produktif sehingga warga Sekarbela dengan uang yang banyak tentunya ingin memiliki barang-barang yang terkesan mewah dan tenar. Tak jarang motor keluaran baru langsung nampak di sekitaran daerah sekarbela. Begitu juga dengan barang elektronik lainnya seperti HP, televisi dan yang lainnya.
• Persaingan usaha semakin banyak
• SDM yang kurang bervariatif
Dampak Ekologi
• Bertambahnya lahan kritis yang diakibatkan karena pembangunan tempat pembuatan serta toko emas di daerah Sekarbela. Dalam pembangunan banyak pohon-pohon yang ditebang dan areal persawahan yang dijadikan bangunan sehingga lahan di sana semakin kering dan tandus. Dampak yang lebih parah dan akhir-akhir ini sering terjadi adlah bencana banjir yang melanda daerah Sekarbela.
• Terjadinya pencemaran tanah dan air sebagai akibat dari pembuangan limbah emas yang menggunakan raksa ( Merkuri /Hg ) untuk memisahhkan emas dengan pasir atau tanah hasil penggalian. Bahan raksa yang digunakan tersebut tergolong berbahaya dan beracun sehingga sangat berbahaya sekali jika air yang sudah tercemar tersebut sampai di konsumsi oleh manusia. Pencemaran tanah dan air juga disebabakan oleh tumpahan-tumpahan Minyak atau Oli pada saat penggilingan batu emas.
Dampak Politik
• Pemerintahan provinsi NTB, khususnya kabupaten Lombok Barat menggunakan sarana penjualan emas di Sekarbela guna memperkenalkan Lombok kepada khalayak banyak, dimana selain memiliki keindahan alam juga memiliki potensi hasil olahan Sumber Daya Alam yang luar biasa.
• Politik di kabupaten Lombok Barat tergolong lebih maju jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Setelah diselidiki, ternyata hal terjadi akibat tingginya biaya/ dana politik yang tersedia. Biaya yang tinggi tersebut dominan berasal dari pajak usaha emas di Sekarbela.






PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
• Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan haruslah tetap memperhitungkan keadaan ekologi sekitar agar sumber daya alam masih dapat digunakan oleh generasi yang akan datang.
• Dari usaha emas yang dilakukan di daerah Sekarbela, diperoleh beberapa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan baik itu berupa dampak Sosial, Ekonomi, Ekologi dan Politik
• Usaha emas di Sekarbela mengantarkan masyarakat Sekarbela menjadi masyarakat yang memiliki perekonomian tinggi.
• Usaha emas di Sekarbela kurang memberikan dampak positif terhadap lingkungan (ekologi).

B. Saran
Setelah menelaah usaha emas di daerah Sekarbela, tentunya wawasan kita tentang pemanfaatan Sumber Daya Alam guna memenuhi kebutuhan menjadi semakin luas. Namun, dalam hal ini, satu hal yang harus kita ingat, Sumber Daya Alam yang kita miliki saat ini bukanlah merupakan milik kita semata. Namun, Sumber Daya Alam yang kita miliki saat ini adalah merupakan “titipan anak cucu kita”. Jika kita menanamkan konsep tersebut dalam diri kita, maka akan sangat mungkin kelestarian Sumber Daya Alam yang kita miliki akan terjaga kelestariannya.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2009. Tersedia. http://id.wikipedia.org/wiki/emas [Online : 22 Februari 2009]
Anonim 2. 2009. Tersedia. http://one.indoskripsi.com/node/7132 [Online : 6 Maret 2009]
Anonim 3. 2009. Tersedia. http://iptek.net.id/ind/Sekarbela/index.php?mnu=2&id=1 [Online : 6 Maret 2009]
Anonim 4. 2009. Tersedia. http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task= view&id=2012&Itemid=689 [Online : 6 Maret 2009]
Anonim 5. 2009. Tersedia.http://www.google.co.id/search?hl=id&q= Sekarbela&btnG= Telusuri &meta [Online : 14 April 2009]

PENGARUH TAMAN NASIONAL LAUT BUNAKEN PADA PERKEMBANGAN KOTA MANADO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sekilas Tentang Sulawesi Utara, Sulawesi Utara mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum daerah yang berada di paling ujung utara Nusantara ini menjadi Daerah Propinsi. Dalam sejarah pemerintahan daerah Sulawesi Utara, seperti halnya daerah lainnya di Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan administrasi pemerintahan, seiring dengan dinamika penyelenggaraa pemerintahan bangsa. Pada permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, daerah ini berstatus keresidenan yang merupakan bagian dari Propinsi Sulawesi. Propinsi Sulawesi ketika itu beribukota di Makassar dengan Gubernur yaitu DR.G.S.S.J. Ratulangi.
Kemudian sejalan dengan pemekaran administrasi pemerintahan daerah-daerah di Indonesia, maka pada tahun 1960 Propinsi Sulawesi dibagi menjadi dua propinsi administratif yaitu Propinsi Sulawesi Selatan-Tenggara dan Propinsi Sulawesi Utara-Tengah melalui Peraturan Presiden Nomor5 Tahun 1960. Untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di Propinsi Sulawesi Utara-Tengah, maka berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor.122/M Tahun 1960 tanggal 31 Maret 1960 ditunjuklah A. Baramuli, SH sebagai Gubernur Sulutteng.
Sembilan bulan kemudian Propinsi Administratif Sulawesi Utara-Tengah ditata kembali statusnya menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960. Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulutteng meliputi; Kotapradja Manado, Kotapraja Gorontalo, dan delapan Daerah Tingkat II masing-masing; Sangihe Talaud, Gorontalo, Bolaang Mongondow, Minahasa, Buol Toli-Toli, Donggala, Daerah Tingkat II Poso, Luwuk/ Banggai. Sementara itu, DPRD Propinsi Sulawesi Utara-Tengah baru terbentuk pada tanggal 26 Desember 1961.

Dalam perkembangan selanjutnya, tercatat suatu momentum penting yang terpatri dengan tinta emas dalam lembar sejarah daerah ini yaitu dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 23 September 1964 yang menetapkan status Daerah Tingkat I Sulawesi Utara sebagai daerah otonom Tingkat I dengan Ibukotanya Manado.
Momentum diundangkannya UU Nomor 13 Tahun 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Daerah Tingkat I Sulawesi Utara. Sejak itulah secara de facto wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara membentang dari utara ke selatan barat daya, dari Pulau Miangas ujung utara di Kabupaten Sangihe Talaud sampai ke Molosipat di bagian barat Kabupaten Gorontalo. Adapun daerah tingkat II yang masuk dalam wilayah Sulawesi Utara yaitu; Kotamadya Manado, Kota Madya Gorontalo, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Kabupaten Sangihe Talaud. Gubernur Propinsi Dati I Sulawesi Utara yang pertama adalah F.J. Tumbelaka.
Dalam perjalanan panjang Propinsi Sulawesi Utara tercatat sejumlah Gubernur yang telah memimpin daerah ini yaitu: F.J.Tumbelaka (Pj.Gubernur 1964-1965); Soenandar Prijosoedarmo (Pj.Gubernur 1965-1966); Abdullah Amu (Pj.Gubernur 1966 - 1967); H.V. Worang (1967 - 1978); Willy Lasut.G.A (1978-1979); Erman Harirustaman (Pj.Gubernur 1979-1980); G.H. Mantik (1980-1985); C.J. Rantung (1985-1990); E.E.Mangindaan (1995-2000); Drs. A.J. Sondakh (2000-2005); Ir. Lucky H. Korah, MSi (Pj. Gubernur 2005) dan Drs.S.H.Sarundajang (2005-2010).
Sementara yang pernah menduduki posisi Wakil Gubernur yaitu; Drs. Abdullah Mokoginta (1985-1991); A. Nadjamuddin (1991-1996); J. B. Wenas (Wagub Bidang Pemerintahan dan Kesra, 1997-2000); Prof. Dr. Hi. H. A. Nusi, DSPA (Wagub Bidang Ekonomi dan Pembangunan, 1998-2000 ), dan Freddy H. Sualang (2000-2005) dan terpilih kembali untuk periode 2005-2010.
Selanjutnya, seiring dengan nuansa reformasi dan otonomi daerah, maka telah dibentuk Propinsi Gorontalo sebagai pemekaran dari Propinsi Sulawesi Utara melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000. Dengan dibentuknya Propinsi Gorontalo tersebut, maka wilayah Propinsi Sulawesi Utara meliputi; Kota Manado, Kota Bitung, Kab. Minahasa, Kab. Sangihe dan Talaud dan Kab. Bolaang Mongondow. Pada Tahun 2003 Propinsi Sulawesi Utara mengalami penambahan 3 Kabupaten dan 1 Kota dengan Kabupaten Minahasa sebagai Kabupaten induk yaitu Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon serta Kabupaten Kepulauan Talaud. Kemudian tahun 2007 ketambahan lagi 4 lagi Kabupaten/Kota yakni Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Bolmong Utara, Kab. Sitaro dan Kota Kotamobagu. inilah Sekilas tentang berdirinya provinsi Sulawesi utara, di bawah ini merupakan peta dari provinsi sulawesi utara
A. Peta Sulawesin Utara



B. Topografi
• Gunung-gunung
Sebagian besar wilayah dataran Propinsi Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk dataran. Gunung- gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1000 dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Propinsi Sulawesi Utara, yaitu: G. Klabat (1895 m) (wil. Minahasa Utara), G.Lokon (1579m), G. Mahawu (1331 m) (wilayah Tomohon), G. Soputan (1789 m) (wilayah Minahasa), G. DuaSaudara(1468m) (wil. Bitung), G. Awu (1784 m), G. Ruang (1245 m), G.Karangetan (1320 m), G. Dalage (1165m)(wil. Sangihe dan Talaud), G. Ambang (1689 m), G. Gambula (1954 m), G.Batu- balawan (1970) (wil. Bolmong
• Dataran rendah & Dataran Tinggi
Dataran rendah dan tinggi secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi daerah. Dibawah ini beberapa dataran yang terdapat di daerah ini antara lain:
Tondano (2.850 ha), Langowan (2.381 ha), Modoinding (2.350 ha), Tompaso Baru (2.587 ha) di Kabupaten Minahasa, Tarun (265 ha) di Sangihe Talaud, Dumoga (21.100 ha), Ayong (2.700 ha), Sangkub (6.575 ha), Tungoi (8.020 ha), Poigar (2.440 ha), Molibagu (3.260 ha), Bintauna (6.300 ha) di Bolaang Mongondow.
• Pulau-Pulau
Sulawesi Utara merupakan salah satu dari 7 Propinsi Kepulauan kepulauan yang terdiri dari 258 Pulau dan 11 diantaranya berbatasan langsung dengan Negara tetangga Philipina dan laut Pasifik. Adapun secara Administratif pulau termasuk wilayah Propinsi Sulawesi Utara.


• Tanjung dan Teluk
Di sepanjang pantai Sulawesi Utara baik di pantai dataran utama maupun di pantai pulau-pulau, terdapat banyak tanah yang menjorok ke tengah laut (tanjung) dan perairan laut yang menjorok ke daratan tekuk. Beberapa tanjung yang cukup ternama adalah Tanjung Atep, Tanjung Pulisan, Tanjung Salimburung, Tanjung Kelapa (diwilayah Kabupaten Minahasa); Tanjung Binta, Tanjung Dulang, Tanjung Flesko, dan Tanjung Tanango (diwilayah Kabupaten Bolaang Mongondow). Sementara di Kabupaten Sangihe Talaud antara lain; Tanjung Binta, Tanjung Barurita, Tanjung Bulude, Tanjung Bunangkem, Tanjung Buwu dan Tanjung Esang. Teluk-Teluk yang cukup dikenal di wilayah ini antara lain; Teluk Amurang, Teluk Belang, Teluk Manado, Teluk Kema (Minahasa dan Manado); Teluk Tombolata, Teluk Taludaa dan Teluk Bolaang (Bolaang Mongondow), Teluk Manganitu, Teluk Peta, Teluk Miulu, Teluk Dago dan Teluk Ngalipeang (Sangihe Talaud). sebagai tempat perdagangan dan wisata.

• Struktur Tanah
Latosol, seluas 531.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain; Tagulandang, Tamako, Manganitu, Kendahe, Tabukan Utara, Esang, Pineleng, Tomohon, Tombariri, Airmadidi, Kakas, Eris, Kombi, Tareran, Passi Modayag, Pinolosian dan Bolaang. Aluvial seluas 75.000 ha tersebar di-beberapa wilayah antara lain; Tabukan Tengah, Lirung, Likupang, Wori, Tombasian, Tenga, Tompaso Baru, Belang, dan Tondano. Regosol seluas 81.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain; sekitar Gunung Klabat, Dua Sudara, Soputan serta Bitung Utara, Dimembe, Airmadidi, Langowan, Tombasian, Tombatu dan Tumpaan. Andosol seluas 15.000 ha, tersebar dibeberapa wilayah antara lain: di Tomohon, Kawangkoan, Tompaso, Langowan, dan Modoinding. Tanah Kompleks, selain dari struktur tanah yang disebutkan diatas, maka ada pula yang termasuk jenis tanah kompleks yang meliputi luas kurang lebih 76,5 % dari luas seluruh Propinsi Sulawesi Utara sehingga Sulawesi Utara merupakan wilayah yang subur untuk pertanian.

C. Geografis
Propinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga propinsi di Indonesia yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa. Dua propinsi lainnya adalah Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis Sulawesi Utara terletak pada 0.300-4.300 Lintang Utara (LU) dan 1210-1270 Bujur Timur (BT).
Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud, dimana wilayah kepulauan ini berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina. Wilayah Propinsi Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:
Utara : Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina
Timur : Laut Maluku
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Propinsi Gorontalo




D. Luas dan Pembagian Wilayah Sulawesi Utara
Luas Propinsi Sulawesi Utara adalah 15.272,44 km2.
Propinsi Sulawesi Utara terbagi dalam 13 Daerah Kabupaten/ Kota yaitu;
Kota Manado : (157,25 km2);
Kota Bitung : (304,00 km2);
Kota Tomohon : (114,20 km2);
Kab. Minahasa : (1.114,87 km2);
Kab. Minahasa Utara : (932,20 km2);
Kab. Minahasa Selatan : (1.409,97 km2);
Kab. Kepulauan Sangihe : (746,57 km2);
Kab. Kepulauan Talaud : (1.240,40 km2);
Kab. Bolaang Mongondow : (6.446,06 km2);
Kab. Kep. SITARO : (275,96 km);
Kab. Minahasa Tenggara : (710,83 km);
Kab. Bolaang Mongondow Utara : (1.843,92 km);
Kota Kotamobagu : (68,06 km)

E. Flora dan Fauna yang terdapat di Sulawesi Utara
Pada umumnya varitas flora dan fauna di Sulawesi Utara sama dengan keadaan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, kecuali beberapa jenis hewan yang tidak terdapat di daerah lain seperti Babi Rusa, Burung Maleo, Burung Taong,Kera Mini (Tarsius Spectrum) di Cagar Alam Kota Bitung dan Ikan Purba Raja Laut (Coelacant) dilepas Pantai Manado. Daerah ini tidak terdapat binatang buas kecuali jenis ular dan buaya yang jumlahnya tidak banyak. Wilayah perairan laut Sulawesi Utara terdapat beberapa jenis ikan, karang laut, plankton dan lumutan. Disamping itu mulai aktif dibudidayakan rumput laut dan kerang mutiara.
Beberapa jenis ikan laut yang terkenal dan merupakan salah satu sumber devisa antara lain: ikan tuna, cakalang, ekor kuning, udang laut, dan lain-lainnya. Keadaan flora dapat dikatakan bahwa daratan Sulawesi Utara sebagian di dominasi oleh hutan. Kelebatan hutan rimba mulai dari ketinggian 300 meter dari permukaan laut sampai pada puncak-puncak gunung dengan berbagai jenis kayu yang berkualitas baik, antara lain eboni (kayu hitam) kayu besi, kayu linggua, kayu cempaka, kayu nantu, kayu gopasa, kayu meranti, terdapat juga rotan,dan berbagai jenis Dammar. Disamping itu, banyak terdapat tanaman keras perkebunan antara lain kelapa, pala, dan cengkeh.
F. Suku, Agama dan Bahasa
Penduduk Sulawesi terdiri dari 3 kelompok etnis utama yaitu:
- Suku Minahasa
- Suku Sangihe dan Talaud
- Suku Bolaang Mongondow
Masing-masing kelompok etnis tersebut terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse dan Moposad.


Dengan demikian bahasa yang ada diSulawesi Utara dibagi kedalam :
- Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik)
- Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau, Talaud).
- Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang)
Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di Propinsi Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha.
G. Potensi Daerah
Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan MICE memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik dibelahan dunia seperti Taman Nasional Luat Bunakaen.
• Taman Nasional Laut Bunaken
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage serta beberapa anak pulau lainnya, dan Pulau Naen. Selain Taman Nasional Luat Bunaken ada beberapa juga tempat wisata yang menarik anatara lain,
- Wisata Alam antara lain yaitu: Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok, Gunung Ambang diBolaang Monodow dan Sumaru Endo didanau Tondano
- Wisata Peninggalan Sejarah Budaya berupa Kuburan Tua/ Waruga di Sawangan, dan Gua peninggalan jepan diKawngkoan.
- Wisata Religi antara lain : Bukit Kasih dan Bukit Da Pineleng
- Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Minahasa bagian tengah seperti diTondano Romboken, Tompasso dan Langowan
- Wisata Tirta, untuk jenis wisata ini dapat dinikmati pada hampir semua sungai dan danau yang ada di daerah ini, seperti Danau Tondano dan DAS Tondano serta Danau Moat di Minahasa.
Untuk menunjang kinerja sektor pariwisata ini, terutama aktivitas turis yang berkunjung ke daerah ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara, maka telah tersedia sarana dan prasarana seperti; Hotel (taraf Melati s/d berbintang empat), Restoran, dan Industri Wisata serta Art Shop tetapi Taman Nasional Laut Bunaken inilah yang menjadi potensi daerah yang berkembang dengan pesat ke seluruh dunia, Taman Nasional Luat Bunaken ini yang sampai sekarang menjadi biodivirtas dunia dan merupakan tempat wisata dunia, dimana Taman Nasioanal Luat Bunaken ini memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pencinta keindahan pemandangan bawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman itu berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan diperairan sekitar Pulau Bunaken. Pengunjung yang tidak menyelam juga bisa menyaksikan keindahan batu karang dan ikan-ikannya dari kaca yang tersedia di perahu katamaran. Pulau Bunaken ini pula dapat ditempuh dengan speed boat atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari Pelabuhan Kota Manado. Di sekitar Pulau Bunaken terdapat Taman Laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan yang merupakan salah satu yang tertinggi didunia, dan selam scuba menarik banyak pengunjung kepulau ini. Sejumlah objek wisata yang sudah cukup dikenal di dunia internasional seperti Taman Nasional Laut Bunaken, Pasir Putih Pulau Siladen, Margasatwa Tangkoko Bitung, objek wisata religius Bukit Kasih Kanonang Minahasa, Danau Tondano, Danau Moab di Bolmong, Pantai Moinit di Minahasa Selatan,dan Mane’edi Kabupaten Talaud. Sulawesi utara menargetkan kunjungan wisatawan tahun 2009 sebanyak 30.000, baik dari mancanegara maupun dalam negeri, serta target kunjungan sebanyak 500.000 hingga tahun 2010 mendatang.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
 Mengetahui dampak sosial,budaya,ekonomi dan ekologi dari Taman Nasional Bunaken
 Mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya dampak tersebut.

1.3 Rumusan Masalah
 Apa saja yang melatarbelakangi sehingga terjadi dampak sosial, budaya, ekonomi, ekologi pada TNL Bunaken.

1.4 Manfaat Penulisan
 Mengetahui langsung permasalahan yang terjadi dan langsung mendapatkan data yang akut yang sesuai dengan apa yang kita perlukan.


1.5 Metodologi Observasi
Waktu dan Tempat : 25 Mei-02 juni 2009, Taman Nasional Laut Bunaken
Metode Penelitian : Brosing lewat internet dan pengalaman pribadi



























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Taman Nasional Laut Bunaken
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terb Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut. Bagi yang tidak ingin menyelam bisa menggunakan /menyewa Perahu yang dibawahnya dilengkapi kaca untuk melihat keindahan bawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat "underwater great walls", yang disebut juga "hanging walls," atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.atas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Dampak Taman Nasional Laut Bunaken
Dampak Sosial
Sebagai kota pariwisata Taman Laut Bunaken ini membawa pengaruh buruk bagi masyarakat setempat, sebagai contoh dapat kita lihat dari segi pakaian terutama pada wisatawan mancanegara bagaimana cara mereka berpakaian ,itu juga yang di ikuti oleh masyarakat pada saat mereka berkunjung Taman Laut Bunaken. Hal ini merupakan permasalahan yang paling buruk yang sering kita temui baik diTaman Nasional Laut Bunaken atau pun ditempat-tempat wisata yang melatarbelakangi pantai. Sedangkan kita ketahui sendiri bahwa Negara kita merupakan Negara yang memiliki undang-undang, dengan begitu cepatnya budaya barat masuk dan seakan-akan kita mengikuti pola hidup mereka yang hanya membawa pengaruh buruk bagi Negara kita.

Dampak Ekologi
Jika dilihat dari luar memang tampak begitu indah, tapi sebenarnya taman laut bunaken ini sudah hampir rusak terutama pada ekosistem bawah laut yang merupakan tujuan utama dari TNL Bunaken ini dijadikan tempat wisata. Dimana sering terjadi penjarahan terumbuh karang dan penangkapan ikan-ikan serta ekosistem lainnya secara diam-diam. Tidak hanya itu, adanya pengelolahan limbah yang kurang baik yang berasal dari perumahan masyakat setempat atau dari kafe-kafe yang berada disekitar Taman Nasional Laut Bunaken, padahal limbah tersebut dapat mencemari linkungan sekitar Taman Nasioanal Laut Bunaken atau limbah tersebut juga dapat merusak ekosistem bawah laut apabila limbah masyakat tersebut ikut bercampur dengan air laut disekitarnya. Limbah tersebut dapat membutuh ikan-ikan dan merusak berbagai macam terumbuh karang, Sedangkan kita tahu sendiri terumbu karang tersebu merupakan salah satu ast yang berharga yang ada diTaman Laut Bunaken ini.

Dampak Budaya
Kita tahu sendiri jika salah satu Negara memiliki tempat wisata dengan latarbelakang adalah pantai, maka yang paling disoroti adalah penampilan dari turis mancanegara, Seperti halnya dengan Taman Nasional Laut Bunaken ini, merupakan objek wisata yang nomor satu didunia, Secara langsung kita dapat lihat adanya perubahan gaya hidup dari masyarakat sekitarnya, terutama dalam hal berpakaian.

Dampak Ekonomi
Adanya peningkatan perekonomian dari masyarakat sekitar Taman Nasional Laut Bunaken setiap saat, atau pada saat hari libur baik dari masyarakat dalam kota Manado atau dari wisatawan yang datang berkunjung di TNL Bunaken.














BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sebagai kota pariwisata nomor satu dunia, Taman Nasional Laut Bunaken ini dapat membawa dampak yang buruk bagi perkembangan kota Manado, walaupun belum secara keseluruhan tetapi dimulai dari lingkungan sekitarnya pengaruh buruk sudah dapat kita lihat, Tetapi disisi lain, pemerintah kota Manado ini begitun tertarik dengan apanya dimiliki oleh Taman Laut Nasional Bunaken ini, karena dari sekian banyak tempat wisata baik dari wiasat bahari sampai ketempat wisata regili, pantai Bunaken inilah yang sangat dikenal oleh dunia dan pemerintah kota Manado ini juga turut berbangga karena Manado merupakan kota pariwisata nomor satu didunia, dan dengan apa yang menjadi tujuan utama para wisatawan mancanegara maupun local yaitu ekosistem bawah lautnya.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulisan makalah ini yakni semoga dengan apa yang dimiliki oleh taman Nasional Laut Bunaken ini dapat menjadikan kota Manado terbaik yang patut dicontohi oleh provinsi atau pun negara-negara lain, dan menjadikan kota Manado menjadi lebih baik lagi.










DAFTAR PUSTAKA

[Anonim, 1] Tersedia :
http://Wikipedia.org/wiki/Taman Laut Bunaken.

[Anonim, 2] Tersedia : http://google.com
[Anonim, 3] Tersedia : http://peradaban-nusantara.kolomnyawied.com/2009/04/Sinar Harapan Sulawesi.























LAMPIRAN

Gambar dibawah ini merupakan peta dari Taman Nasional Laut Bunaken, kita bisa lihat TNL Bunaken terletak antara kota-kota diManado,dimana TNL Bunaken ini terletak ditengah-tengah kota Manado.











Gambar Gambar



Gambar ini merupakan bagian luar dari TNL Bunaken, dan tampak jelas dengan pemandangan Gunung Lokon. Gambar ini merupakan tepian dari TNL Bunaken, dengan hamparan pasir putih yang halus

Gambar Gambar



Gambar ini merupakan,gambar bagian bawah laut, dimana kita dapat melihat dengan jelas Gunung Lokon dari bawah laut. Gambar ini adalah bagian ekosistem laut, yaitu terumbu karang


Gambar Gambar





Gambar ini merupakan terumbu karang yang begitu menarik dengan warna yang indah. Gambar ini merupakan baian bawah laut TNL Bunaken.





Gambar Gambar





Gamabr ini merupakan, berbagai jenis ikan yang hidup di TNL Bunaken, salah satunya ikan rapuh Gambar diatas terdiri dari bintang laut, ganggang laut dan kedua ikan yang berbeda, yang hidup di TNL Bunaken.


Gambar Gambar



Gamabar ini merupakan bagian yang hidup dibawah laut Bunaken. Berbagai jenis ekosistem yang hidup di TNL Bunaken.

PENGEMBANGAN IKAN KERAPU BEBEK DI PANTAI BATUNAMPAR DI PESISIR PANTAI BAGIAN BARAT TELUK EKAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan desa pantai sangat penting artinya mengingat profil desa pantai mencirikan keterbelakangan bahkan kemiskinan yang turun temurun. Padahal desa pantai mempunyai prospek sebagai pemasok utama pangan hewani dimasa datang mengingat potensi sumberdaya alam yang sangat mendukung. Desa pantai menghasilkan berbagai jenis produk perikanan baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.
Upaya pengembangan desa pantai bertolak dari pemikiran bahwa mensejahterakan masyarakat pantai bukanlah tanggung jawab satu instansi saja melainkan tanggung jawab berbagai instansi dan lembaga dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu pengembangan desa pantai berarti pengembangan yang terpadu dari berbagai instansi/lembaga dan masyarakat itu sendiri secara terpadu dengan tugas dan fungsi yang berbeda-beda tetapi menuju pada satu tujuan yaitu masyarakat pantai yang sejahtera. Bertolak pada kenyataan bahwa sebagian besar penduduk desa pantai adalah nelayan kecil maka pengembangan desa pantai adalah pengembangan masyarakat perikanan dengan didukung sektor lain.
Agribisnis perikanan merupakan suatu bentuk keterpaduan pengembangan desa pantai. Agribisnis merupakan kegiatan yang dimulai dari pengadaan sarana produksi, proses produksi, penenganan pasca panen dan pengolahan serta pemasaran produksi. Penerapan agribisnis secara utuh dan terpadu mengakibatkan produk dapat dipasarkan dengan baik sehingga nelayan dan pembudidaya ikan mendapatkan imbalan yang sebesar-besarnya.
Dalam pengembangan desa pantai, pemanfaatan sumberdaya harus dirancang secara optimal dan berkelanjutan. Pengelolaan yang baik dan bijaksana akan berdampak pada kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai faktor utama pendukung produksi perikanan pesisir. Sebaliknya pengelolaan yang ceroboh dan gegabah akan mengakibatkan kerusakan sumberdaya alam yang pada akhirnya daya dukungnya pada produksi perikanan pesisir akan menurun.
Propinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki luas wilayah peraian laut (perairan pantai dan lepas pantai) mencapai 31.148 km2 dengan panjang pantai 2.900 km mempunyai potensi yang bagus untuk pengembangan budidaya ikan kerapu dalam karamba jaring apung. Potensi areal untuk budidaya kerapu di NTB adalah 1.445 ha dengan 1.200 ha berada di Sumbawa. Dari potensi areal tesebut baru dapat dimanfaatkan 11 ha di Kab. Lombok timur dan 0,05 ha di Kab. Bima (Anonimous, 2002).
Desa Batunampar yang terletak di teluk Ekas, kab. Lotim sejak lama dikenal sebagai sentra produksi rumput laut. Jumlah penduduk Dusun Batunampar sebanyak 980 jiwa (210 KK) yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan kecil, petani rumput laut dan pedagang hasil produksi pertanian/sarana keperluan nelayan dan sebagian kecil bekerja di sektor jasa dan pegawai swasta/negeri.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana respon dan peran masyarakat Desa Batunampar terhapdap budidaya ikan kerapu ?
 Bagaimana pengolahan dan pengembangan budidaya ikan kerapu di pantai Batunampar ?
 Apa dampak dari pemeliharaan ikan kerapu dalam keramba tengah laut ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui respon dan persepsi nelayan terhadap introduksi teknologi budiaya ikan kerapu di pantai Batunampar.
 Mengetaui cara pengolahan dan pengembangan budidaya ikan kerapu di pantai Batunampar.
 Untuk mengetahui dampak dari pemeliharaan ikan kerapu dalam keramba tengah laut.

1.4 Manfaat Obserfasi
 Mengetahui respon dan peranan masyarakat Desa Batunampar terhadap budidaya ikan kerapu.
 Mengetahui cara pengolahan dan pengembangan budidaya ikan kerapu di pantai Batunampar.
 Mengetahui dampak dari pemeliharaan ikan kerapu dalam keramba jarring apung.
 Mengetahui dampak buat lingkungan setempat dengan adanya keramba jarring apung.
 Mengetahui budidaya apa saja yang di kembangkan di pantai Batunampar.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEFAN
2.1 Potensi Sumber Daya Desa Batunampar
Teluk Ekas yang berada di bagian selatan Pulau Lombok, secara administratif merupakan wilayah kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Lokasi teluk terlindung dari arus dan gelombang besar, karena adanya daerah karang di mulut teluk yang dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang. Dasar perairan sebagian besar berupa karang mati dengan pasir dan sebagian kecil berupa lumpur. Suhu udara rata-rata 24 – 31,3o C, suhu air 25,6 – 28.8oC, salinitas air laut 33 – 35 ppt, pH 7,8 – 8,9 dan kecerahan antara 3 – 5 m. Kedalamam air bevariasi antara 10 –15 m karena adanya lagun/ruang yang dibatasi oleh hamparan karang (Prisdiminggo et al., 2002)
Batunampar merupakan salah satu desa yang terletak di pesisir bagian barat teluk Ekas. Transportasi menuju desa Batunampar sangat lancar dengan jarak dengan ibukota propinsi adalah 60 km, jarak dengan ibukota kabupaten 50 km dan jarak dengan ibukota kecamatan adalah 25 km. Sarana penerangan listrik sudah masuk ke lokasi namum sarana air bersih masih sulit. Untuk mendapatkan air masyarakat harus membeli seharga Rp. 1.000,- /ember.
Sebagian besar penduduk desa Batunampar adalah nelayan penangkap ikan. Aktivitas penangkapan hanya terbatas di sekitar perairan teluk, karena menggunakan sampan ukuran kecil dengan penggerak motor tempel. Alat tangkap yang digunakan adalah berbagai jenis jaring dan pancing yang masih sederhana. Sebagian nelayan mempunyai bagan tancap/apung yang digunakan untuk penangkapan ikan pada malam hari dengan memanfaatkan lampu petromak.
Hasil tangkapan nelayan cukup beragam, baik jenis maupun ukuran. Ikan ukuran kecil yang tertangkap dikategorikan sebagai ikan rucah, harga jualnya berkisar Rp. 2000,- - Rp. 4.000,-/kg. Ikan-ikan ekonomis penting seperti kerapu, kakap dan lobster juga sering tertangkap di perairan tersebut namun harga jual untuk ikan tersebut masih sangat rendah karena digolongkan sama dengan ikan hasil tangkapan lainnya.
2.2 Potensi Budidaya Laut
Usaha budidaya rumput laut yang merupakan awal proses budidaya laut di desa Batunampar dimulai sejak tahun 1986 dan mencapai puncaknya pada tahun 1995 dengan jumlah rakit mencapai 3.000 unit. Metoda yang digunakan adalah metoda rakit terapung dengan ukuran rakit 10 x 10 m. Rata-rata produksi selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun hal ini disebabkan karena harga jual rumput laut selalu berfluktuasi. Aktivitas petani dalam usaha budidaya rumput laut tidak berlangsung sepanjang tahun. Petani umumnya menanam rumput laut pada awal bulan April sampai dengan pertengahan September. Pada bulan Oktober sampai Februari merekan tidak menanam rumput laut karena mereka beralasan tingginya intensitas serangan penyakit rumput laut yaitu ice-ice pada bulan tersebut.
BPTP Mataram yang pada waktu itu masih berbentu instalasi mengadakan kajian rumput laut di Desa Batunampar pada tahun 1997. Dari Kajian tersebut didapatkan hasil waktu tanam rumput laut sebaiknya dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan September namun periode tanam antara bulan Mei – Agustus memberikan keuntungan yang lebih besar (Prisdimiggo et al., 1998)
Berdasarkan pengamatan di lokasi selama penelitian rumput laut, banyak sekali tertangkap oleh nelayan ikan-ikan ekonomis penting di daerah tersebut seperti kakap, kerapu dan lobster. Dengan melihat dasar perairan yang berupa karang dimungkinkan daerah tersebut merupakan habitat untuk ikan-ikan karang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Melihat fenomena tersebut BPTP Mataram mengadakan uji adaptasi pemeliharaan ikan kerapu dalam KJA. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Jenis ini mempunyai harga yang sangat tinggi dan mempunyai pasaran ekspor di Hongkong. Dari Kajian ini didapatkan hasil bahwa jenis ikan ini dapat dibudidayakan dalam KJA dengan masa pemeliharaan 17 bulan dan berdasarkan analisa usaha didapatkan keuntungan sebesar Rp. 19.953.645,- (Prisdiminggo et al., 2002)
Dalam Kajian ini juga dilakukan ujicoba pemeliharaan udang karang (Panulirus sp) dalam karamba dan didapatkan hasil yang sangat memuaskan dengan SR 73,33% dan pertambahan berat 62,67 g selama 1,5 bulan. Udang karang jenis lain seperti udang karang jenis mutiara dan pasir juga memberikan respon yang sangat baik dipelihara dalam karamba (Prisdiminggo et al., 2002).
2.3 Konsep Pengembangan Desa Batunampar
Melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta potensi budidaya yang terdapat di desa Batunampar, maka daerah tersebut dapat dikembangkan menjadi daerah pantai yang mempunyai basis budidaya laut. Hal-hal yang menjadi dasar pemikiran pengembangan budidaya laut adalah :
1. Teluk Ekas memenuhi persyaratan sebagai lokasi untuk budidaya laut seperti: terlindung dari pengaruh arus yang kuat, gelombang besar serta angin yang kencang serta bebas dari cemaran.
2. Dasar perairan yang berupa karang dimungkinkan sebagai habitat alami untuk ikan-kan karang ekonomis penting sehingga tidak akan kesulitan untuk mendapatkan pasok benih dari alam.
3. Keberhasilan pengkajian yang dilakukan BPTP NTB menunjukkan bahwa perairan ini memang cocok untuk lokasi budiaya laut seperti rumput laut dalam rakit terapung, kerapu dalam KJA dan lobster dalam KJA.
4. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai nelayan kecil yang menghasilkan ikan rucah sebagai hasil tangkapannya, merupakan potensi untuk pemenuhan kebutuhan pakan ikan dalam budidaya dalan KJA.
Konsep pengembangan terpadu mutlak diperlukan dalam pengembangan desa Batunampar mengingat adanya beberapa aspek budidaya dan penangkapan ikan yang selama ini sudah dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Ikan kerapu merupakan komoditas penting yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan pendapatan nelayan di desa Batunampar. Ikan kerapu khususnya jenis kerapu bebek mempunyai harga jual yang sangat tinggi. Pengkajian ikan kerapu yang dilakukan oleh BPTP NTB, sangat direspon oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang kemudian ikut mencoba budiaya ikan kerapu dalam karamba.
Teknologi budidaya yang diintroduksikan oleh BPTP Mataram sangat sederhana sehingga petani dapat menirunya tanpa kesulitan. Modal yang diperlukan sangat murah karena konstruksinya bisa dibangun dengan bahan yang tersedia disekitar petani dan tidak asing bagi mereka misalnya bambu, pelampung dan jaring. Metoda budidayanya juga sangat sederhana sehingga dapat diaplikasikan oleh petani. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan berupa ikan rucah masyarakat tidak mengalami kesulitan karena terdapat banyak bagan apung dan tancap yang dapt mensuplai kebutuhan ikan rucah setiap hari. Komoditas lain yang bias dibudiayakan dalam KJA ini adalah lobster.
Lobster juga merupakan komoditas yang penting karena harganya juga sangat baik, bias mencapai Rp. 160.000,- – Rp. 180.000.-. Lobster merupakan salah satu marga dari Crustacea laut yang mempunyai potensi ekonomis penting. Budidaya udang karang di Indonesia bulum banyak diusahakan, bahkan hanya terbatas pada usaha penangkapan. Pada umumnya udang karang diperdagangkan baik untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.
Di Indonesia dikenal adanya enam jenis udang karang dari marga Panulirus yaitu: P. homarus, P. Longipes, P. ornatus, P. peniculatus, P. penicillatus, P. polyphyagus dan P. versicolor (Moosa dan Aswandy, 1984). Ke enam jenis udang karang ini mempunyai sebaran yang berbeda dan beberapa diantaranya hidup pada habitat yang berbeda pula. Pengkajian udang karang yang dilakukan oleh BPTP NTB bermula dari ketidaksengajaan pada saat berlangsungnya pengkajian pemeliharaan kerapu. Waktu pengamatan dan pembersihan jaring banyak ditemui benih udang karang menempel pada jaring dan pelampung, bahkan ditemui masuk ke dalam jaring (KJA) dan tumbuh seperti ikan lainnya.
Mengingat lamanya masa pemeliharaan ikan kerapu dalam KJA yaitu sekitar 17 bulan untuk satu siklus pemeliharaan sehingga petani masih mempunyai banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti budidaya rumput laut. Budiaya rumput laut yang sudah lama dikerjakan oleh petani perlu dikembangkan lagi mengingat metoda budidayanya sangat mudah. Berdasarkan hasil kajian dari BPTP NTB metoda budidaya yang dapat digunakan untuk budidaya rumput laut di Desa Batunampar adalah metoda rakit dengan ukuran rakit 10 x 10 m.
Penangkapan ikan yang merupakan sumber utama mata pencaharian masyarakat disana diharapkan dapat dapat terus dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjang budidaya ikan. Ikan rucah hasil tangkapan nelayan dapat digunakan sebagai pakan untuk ikan yang dibudidayakan. Demikian juga ikan hasil tangkapan dari bagan tancap maupun bagan apung dapat digunakan sebagai pemasok pakan alami untuk karamba.
Kebutuhan benih ikan di karamba biasanya juga dapat dipenuhi dari bagan tancap/apung. Ikan-ikan kecil yang tertangkap biasanya terdapat juga jenis ikan karang seperti kerapu, kakap, beronang dll. Ikan-ikan ini kemudian ditampung untuk kemudian pada pagi hari dipindahkan ke KJA untuk dibudidayakan.
Untuk mengantisipasi ketergantungan benih alam maka kelestarian ekosistem di daerah habitat benih ikan-ikan karang perlu di jaga. Hal ini dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti penting kelestarian sumberdaya alam dalam mendukung proses budidaya ikan yang mereka lakukan. Termasuk juga kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan dari penangkapan ikan yang tidak bijaksana misalnya dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan bahan peledak. Penggunaan bahan-bahan kimia dan bahan peledak akan mengakibatkan kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat alami bagi ikan-ikan ekonomis penting seperti kerapu, kakap, lobster dll.
Aspek pemasaran untuk ikan kerapu tidak menjadi masalah dengan datangnya PT. MINAUT yang bergerak dalam pembelian ikan kerapu bebek dari para petani. Saat ini kebutuhan ikan kerapu bebek hanya dapat dipenuhi dari tangkapan dari alam seperti dari bagan tancap dan bagan apung nelayan. Tingginya permintaan kerapu dari PT. MINAUT diharapkan dapat dipenuhi oleh budidaya ikan kerapu bebek dalam KJA oleh petani.
Dalam jangka panjang perusahaan ini akan bergerak pula dalam bidang pembenihan dan akan bermitra dengan petani dengan cara mensuplai kebutuhan benih dan akan menampung dan memasarkan hasil panennya. Pembangunan hatchery mutlak diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan benih seiring dengan perkembangan budidaya ikan kerapu dalam KJA karena benih hatchery saat ini masih didatangkan dari Gondol Bali yaitu jenis kerapu bebek.
2.4 Kondisi biofisik ekosistem sumberdaya ikan di kawasan Teluk Ekas
Teluk Ekas bermuara ke Samudera Indonesia, di dalamnya terdapat hamparan terumbu karang (coral reefs) yang cukup luas meliputi 70% dari luasnya, terbentang membentuk pulau-pulau karang (taket : bahasa lokal). Hamparan terumbu karang ini berfungsi melindungi perairan Teluk Ekas dari gelombang dan arus keras yang berasal dari Samudera Indonesia. Terdapat 7 buah taket yang oleh masyarakat setempat diberi nama Toroh Pantai, Toroh Pene, Sapak Kokok, Sapak Bantunan, Sapak Perendang, Taket Biak dan Sapak.
Penutupan terumbu karang pada setiap taket berbeda-beda tergantung letaknya dari pantai dan intensitas pemanfaatannya oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian Djamali et al.(1998) dan PKSPL-IPB (2000), menunjukkan bahwa persentase penutupan terumbu karang di Teluk Ekas berkisar antara 40% – 70% atau tingkat penutupan tergolong sedang sampai baik (Gomez and Alicia, 1984). Kerusakan terumbu karang di Teluk Ekas, umumnya disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang bersifat merusak (destructive) dalam memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut, seperti penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun sianida, kegiatan madak dan penambangan batu karang. Selain itu kerusakan terumbu karang juga disebabkan oleh banyaknya partikel lumpur (sedimentasi) yang dibawa oleh aliran air permukaan (run off ) dari daratan melalui sungai yang bermuara ke Teluk Ekas serta pencemaran limbah domestik yang dibuang ke pantai oleh masyarakat setempat.
Kondisi yang demikian dapat mempercepat laju penurunan populasi ikan. Hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan-ikan karang ekonomis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan gejala penurunan bahkan jenis-jenis ikan tertentu sudah jarang tertangkap. Ada hubungan antara penutupan terumbu karang dengan kepadatan ikan-ikan karang. Wagiyo dan Prahoro (1994) melaporkan bahwa kepadatan ikan semakin tinggi pada terumbu karang dengan tutupan yang sangat baik (135 ekor per100 m2), menurun 37% pada kondisi baik (82 ekor per100 m2) dan pada kondisi terumbu karang yang rusak terjadi penurunan sebesar 61% (51 ekor per100 m2). Menurut Dawes (1981) dalam Supriharyono (2000), terumbu karang merupakan ekosistem perairan laut dangkal yang paling ekstensif di bumi ini, dan secara biologis paling produktif di perairan laut tropis, bahkan mungkin di seluruh ekosistem baik di laut maupun daratan (Odum, 1971). Tingginya produktivitas primer di perairan terumbu karang memungkinkan perairan ini sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground), dan mencari makan (feeding ground) berbagai jenis ikan.
Hutan mangrove juga merupakan ekosistem terpenting selain terumbu karang. Hutan mangrove memegang peranan cukup penting karena selain berfungsi sebagai penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan (run off) dari daratan, juga berfungsi sebagai penahan abrasi pantai. Mangrove juga merupakan ekosistem penghasil sejumlah detritus, sehingga merupakan daerah asuhan, mencari makan dan pemijahan bagi lebih dari 80% ikan yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai. Di kawasan pesisir Teluk Ekas terdapat hutan mangrove seluas 263,63 ha, tersebar di sekitar pesisir Awang, Batunampar dan Pemongkong. Namun demikian kondisi hutan mengrove sudah semakin menurun, karena banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kayu bakar dan bahan-bahan lainnya, serta banyak dikonversi menjadi lahan tambak. Hasil penelitian PKSPL-IPB (2000), menunjukkan bahwa kondisi hutan mangrove di Teluk Ekas tergolong sedang.
Padang lamun (sea grass) juga banyak dijumpai di wilayah pesisir Teluk Ekas (madak = bahasa lokal), seperti Madak Wengkek yang terhampar cukup luas dari Batunampar sampai ke Saung, dengan kondisi rusak, sehingga bukan lagi merupakan ekosistem yang baik bagi ikan dan biota laut lainnya. Dalam kondisi yang baik, padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya (Bengen, 2001), sehingga merupakan habitat yang baik bagi ikan dan biota laut lainnya. Menurut penuturan masyarakat bahwa bahwa puluhan tahun yang lalu hasil tangkapan ikan yang diperoleh di daerah padang lamun cukup tinggi, tetapi sekarang keadaan itu tidak pernah dijumpai lagi.
Ekosistem terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun, ketiganya secara fungsional berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem, sehingga apabila terjadi perubahan pada salah satu ekosistem, cepat atau lambat akan mempengaruhi ekosistem lainnya dan akan mempengaruhi fungsi ekosistem yang bersangkutan. Interaksi yang terjadi dapat dalam bentuk fisik, aliran nutrien bahan organik terlarut, bahan organik partikular, migrasi biota dan akibat aktivitas manusia.
Untuk menjamin kelestarian sumberdaya pesisir, perlu diperhatikan hubungan-hubungan ekologis yang berlangsung di antara komponen-komponen sumberdaya alam yang menyusun suatu sistem di wilayah pesisir tersebut. Oleh karena itu segala aktivitas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut perlu dikendalikan agar kelestarian terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove tetap terpelihara.
Di Teluk Ekas juga terdapat berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting. Hasil wawancara dengan nelayan dan pengamatan penulis menunjukkan bahwa jenis ikan, kerang-kerangan dan rumput laut yang sering dijumpai di Teluk Ekas, seperti ditunjukkan pada
Tabel Jenis ikan, kerang-kerangan dan rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting yang terdapat di Teluk Ekas, 2004.
Jenis Nama latin Status pengelolaan Kondisi
Kerapu tikus Cromileptis altivelis Pembesaran Banyak
Kerapu lumpur Epinephalus tauvina Tangkap dan pembesaran Banyak
Kerapu sunu Plectropoma maculatum Penangkapan Jarang
Kerapu macan E. fuscoguttatus Penangkapan Jarang
Kakap putih Lates carcarifer Penangkapan Jarang
Kakap merah Lutjanusargentim aculatus Penangkapan Jarang
Baronang Siganus spp Penangkapan Banyak
Udang pasir Panulirus homarus Tangkap dan pembesaran Banyak
Udang mutiara Panulirus ornatus Tangkap dan pembesaran Banyak
Udang bambu Panulirus versicolor Tangkap dan pembesaran Jarang
Udang merah Panulirus longipes Tangkap Jarang
Geranggang makan Eucheuma spinosum Budidaya rakit apung Banyak
Geranggang E. cottonii Budidaya rakit apung Banyak
Sangok E. muricatum Dipetik di alam Banyak
Kerang hijau Perna viridis Penangkapan Jarang
Tiram Crassostrea gigas Penangkapan Jarang
Rajungan Portunus pelagicus Penangkapan Banyak
Teripang Holothuria scabra Penangkapan Jarang
Sotong Sepithiotis lessoniana Penangkapan Banyak
Sumber : Data primer diolah 2004.
Berdasarkan hasil analisis (Tabel 1) menunjukkan bahwa Teluk Ekas merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis ikan karang dan rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan budidaya laut. Beberapa jenis ikan yang dijumpai di Teluk Ekas, sudah ada yang dibudidayakan, seperti kerapu tikus/bebek, kerapu lumpur dan berbagai jenis lobster (pasir, mutiara dan bambu). Dua di antara beberapa jenis rumput laut yang terdapat di Teluk Ekas sejak tahun 1986 sudah biasa dibudidayakan masyarakat, yaitu Eucheuma spinosum dan E. cottonii.
Beberapa jenis ikan yang banyak dijumpai tetapi belum dibudidayakan antara lain : baronang, rajungan dan sotong. Jenis ikan yang kondisinya sedang/jarang tetapi berpotensi untuk dibudidayakan adalah kakap dan tiram. Sedangkan jenis ikan yang mulai jarang dijumpai, adalah kerapu sunu, kerapu macan, udang merah, teripang dan kerang hijau.
2.5 Kualitas fisik perairan
Hasil pengukuran langsung beberapa parameter utama kualitas fisik perairan menunjukkan bahwa kualitas fisik perairan di Kawasan Teluk Ekas masih memenuhi persyaratan sebagai lokasi pembesaran ikan dalam KJA, seperti terlihat pada.
Tabel Nilai parameter kualitas fisik perairan Teluk Ekas, 2003.
Parameter Nilai Parameter Kriteria Baku *)
1. Gelombang dan arus Kurang dari 2 m Kurang dari 2 m
2. Kecepatan arus (cm/detik) 6,67 – 10 5 -15
3. Suhu permukaan air (oC) 26,4 – 26,8 26 – 32
4. Salinitas (o/oo) 33 – 35 Fluktuasi < 3
5. Kecerahan air (m) 3,5 – 5 Lebih dari 3
6. Kedalaman air (m) 10 – 35 Lebih dari 5
Sumber : Data primer diolah 2003
*) Kriteria menurut Gunarso (1985); Ahmad et al.(1991) dan Imanto (2000).
Hasil analisis (Tabel 2), menunjukkan bahwa parameter kualitas fisik perairan masih berada pada kisaran yang layak untuk dijadikan lokasi pembesaran ikan dalam KJA berdasarkan kriteria Gunarso (1985); Ahmad et al. (1991) dan Imanto (2000). Adanya hamparan terumbu karang yang terbentang membentuk pulau-pulau karang, melindungi perairan Teluk Ekas dari gelombang dan arus keras yang berasal dari Samudera Indonesia, sehingga tinggi gelombang rata-rata kurang dar 2 m.
Kecepatan arus rata-rata 6,67 – 10 cm/detik karena dipengaruhi oleh angin yang berasal dari Samudera Indonesia dan pasang surut yang melebihi 1 m, sehingga terhindar dari stratifikasi suhu dan salinitas yang melampaui toleransi. Salinitas perairan berkisar antara 33-35 o/oo (fluktuasi <3). Kecerahan air 3,5 – 5 m (> 3 m) dan kedalaman air bervariasi antara 10 – 35 m (> 5 m), dengan dasar perairan didominasi oleh hamparan terumbu karang, karang berpasir dan lumpur berpasir, merupakan lokasi yang cukup ideal untuk lokasi budidaya laut.
Salah satu faktor penting dalam usaha pembesaran ikan dalam KJA adalah menjaga agar kualitas air tetap dalam keadaan yang optimal atau tidak terjadi perubahan atau penurunan secara drastis. Untuk mengetahui pengaruh usaha pembesaran ikan dalam KJA terhadap perubahan kualitas air, dilakukan pengamatan parameter utama kualitas fisik perairan, yaitu kecepatan arus, suhu, salinitas dan kecerahan air. Ke empat paramater tersebut merupakan parameter utama kualitas air yang penting bagi biota laut (Dahuri et al., 2001).
Pengamatan dilakukan di tiga titik pengamatan, yaitu di sekitar KJA (jarak 0 m dari KJA), jarak 200 m di luar KJA dan jarak 500 m di luar KJA. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas fisik perairan di sekitar KJA tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel Nilai rata-rata parameter kualitas fisik perairan di sekitar dan di luar KJA, 2003
Parameter Sekitar KJA
(jarak 0 m) Luar KJA
(jarak 200 m) Luar KJA (jarak 500 m) Standar *)
1. Kecepatan arus (m/menit) 4,20 4,50 4,90 4,0 – 8,0
2. Suhu air (oC) 26,75 27,25 27,25 26 – 30
3. Salinitas (o/oo) 34,50 34,00 34,00 30 – 35
4. Kecerahan (m) 3,25 3,90 3,25 > 3
Sumber : Data primer diolah 2003. *) standar Gunarso (1985); Ahmad et al.,(1991);Imanto, (2000).
Hasil pengamatan kualitas fisik perairan (Tabel 3) menunjukkan bahwa antara kualitas fisik perairan di sekitar KJA (jarak 0 m), dengan di luar KJA (pada jarak 200 m dan 500 m), tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha pembesaran ikan dalam KJA di Teluk Ekas tidak mengakibatkan terjadinya perubahan yang nyata pada kualitas fisik perairan (p>0,05) dan masih berada dalam kisaran yang optimal untuk budidaya laut berdasarkan standar Gunarso (1985), Ahmad et al. (1991) dan Imanto (2000).
Beberapa faktor yang menyebabkan kualitas fisik perairan tetap dalam kondisi stabil, antara lain : (a) jumlah unit KJA masih sedikit; (b) jarak antara unit KJA yang satu dengan lainnya masih cukup renggang, (sekitar 50-100 m); (c) sifat air laut yang selalu bergerak karena adanya arus pasang dan arus surut dengan kecepatan 4,2 – 4,9 m/menit, memungkinkan sirkulasi air laut cukup lancar; (d) kedalaman air di sekitar KJA antara 10-15 m, cukup memberi ruang gerak bagi arus air laut di bawah KJA yang hanya 2-3 m di bawah permukaan air laut; (e) jenis pakan yang diberikan berupa ikan rucah segar dengan sistem pemberian sedikit demi sedikit, memungkinkan sisa pakan yang terbuang dapat diminimalkan serta banyaknya ikan-ikan liar dan organisme pemangsa ikan yang terdapat di bawah jaring yang memanfaatkan sisa-sisa pakan yang terbuang, sehingga sisa pakan yang terbuang tidak sampai ke dasar perairan.
Pada kondisi kepadatan KJA yang tinggi, maka penggunaan pakan ikan rucah secara intensif, berpotensi menimbulkan pencemaran. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi sisa pakan dan kotoran ikan yang tertimbun di dasar perairan. Proses dekomposisi bahan organik akan menyebabkan terjadinya penyuburan (eutrofikasi) yang pada gilirannya akan menyebabkan masalah rendahnya kadar oksigen terlarut di dasar perairan dan seringkali menyebabkan kematian massal pada ikan peliharaan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa parameter utama kualitas fisik perairan dan ekosistem wilayah pesisir Teluk Ekas telah memenuhi kriteria lokasi untuk budidaya laut menurut Gunarso (1985); Ahmad et al. (1991); Mayunar et al.(1995); dan Imanto (2000). Kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat juga cukup mendukung, hal ini terlihat dari sikap dan perilakunya yang progresif dan berwawasan lingkungan serta keamanan usaha terjamin terutama dari pencurian.
2.6 Ketersediaan sarana produksi dan pendukung
Ketersediaan sarana produksi (terutama benih dan pakan) merupakan faktor penting dalam menunjang keberlanjutan usaha pembesaran ikan dalam KJA, karena menyerap hampir 70% dari total biaya produksi. Karena itu kemampuan penyediaan benih dan pakan secara lokal merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi keberlanjutan usaha dan meningkatkan pendapatan.
Benih kerapu meskipun sudah dapat diproduksi secara massal di panti-panti pembenihan (hatchery), namun ketersediaannya masih terbatas, disamping jarak sumber benih dengan lokasi budidaya cukup jauh sehingga harga benih dinilai masih mahal. Demikiann pula pakan dalam bentuk pelet, meskipun sudah dapat diproduksi tetapi harganya cukup mahal, sehingga nelayan lebih memilih menggunakan ikan rucah sebagai pakan, walaupun ketersediaannya masih dipengaruhi oleh faktor musim dan kondisi lingkungan.
Benih dan pakan lobster sepenuhnya bersumber dari alam. Benih lobster sampai saat ini belum dapat diproduksi di panti-panti pembenihan (hatchery), demikian pula pakan dalam bentuk pelet. Dengan demikian tingkat keberlanjutan usaha pembesaran lobster sangat tergantung dari alam. Walaupun benih lobster dapat dijumpai sepanjang tahun namun jumlah maupun ukurannya tidak merata. Ukuran benih yang tertangkap tergantung pada musim. Hal ini erat kaitannya dengan fase-fase pertumbuhan lobster.
Di Teluk Ekas, benih lobster mulai tertangkap sejak fase filosoma pada bulan Juni-Agustus. Pada periode Agustus-Oktober, benih yang tertangkap pada umumnya fase puelurus yang sudah menyerupai lobster sesungguhnya, hanya ukurannya masih sangat kecil (5-8 gr/ekor). Sedangkan pada bulan September-November, umumnya benih yang tertangkap sudah dalam fase juvenil, dengan ukuran 8-25 gr/ekor. Pada bulan Desember-Januari benih yang tertangkap rata-rata sudah mencapai ukuran 25-50 gr/ekor atau lebih. Dengan demikian periode November-Desember dianggap oleh nelayan sebagai puncak penangkapan benih lobster. Sedangkan periode Februari-Juni adalah musim paceklik. Jenis lobster yang umum tertangkap dan dibesarkan di Teluk Ekas adalah jenis pasir (Panulirus homarus), mutiara (P. ornatus) dan daun bambu (P. versicolor).
Ikan rucah walaupun tersedia sepanjang tahun, namun tingkat ketersediaannya juga tergantung pada musim. Puncak produksi ikan rucah umumnya terjadi pada musim penghujan, yaitu pada bulan November – Februari dan musim paceklik terjadi bulan Juni-Agustus.
Perhatian nelayan terhadap masalah pakan dalam usaha pembesaran ikan dalam KJA, menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan etos kerja nelayan Teluk Ekas. Jika pada saat sebelum adanya usaha pembesaran ikan dalam KJA intensitas penangkapan ikan rucah rata-rata 24 trip per bulan, setelah adanya usaha pembesaran ikan dalam KJA, intensitasnya meningkat menjadi 28 trip per bulan. Disamping itu adanya usaha pembesaran ikan dalam KJAc nilai jual ikan rucah meningkat. Beberapa jenis ikan rucah yang sebelumnya tidak disukai dan tidak laku dijual, setelah adanya usaha pembesaran ikan dalam KJA jenis ikan tersebut laku dijual.
Ketersediaan sarana pendukung merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung usaha pembesaran ikan dalam KJA yang efisien. Unit KJA terdiri atas kerangka, pelampung, jangkar dan wadah jaring. Sebagian besar kerangka terbuat dari bambu aur dan bambu petung, karena selain bahan tersebut penyediaannya cukup mudah, harganya relatif murah dan usia ekonomisnya cukup lama. Usia ekonomis bambu aur mencapai 2-3 tahun dan bambu petung 4-5 tahun. Jenis pelampung yang umum digunakan adalah styrofoam dan pelampung bulat eks pelampung kerang mutiara. Kedua jenis pelampung ini relatif mudah diperoleh di lokasi. Wadah pemeliharaan dari jaring polyethelene (PE).
Untuk menahan agar KJA tidak terbawa arus, diberi jangkar penahan yang terbuat dari batu, dengan berat dan jumlah jangkar disesuaikan dengan ukuran KJA. Menurut Ahmad et al.(1995), konstruksi KJA selain dipengaruhi oleh spesies ikan yang dipelihara juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, metode budidaya, sifat dan biaya serta ketersediaan bahan setempat. Sedangkan untuk menunjang aktivitas operasional dan pengawasan, digunakan sampan yang digerakkan dengan motor tempel berkekuatan 2,5 PK atau dayung sebagai sarana transportasi. Bentuk dan ukuran KJA tergantung pada kemampuan nelayan (Gambar 1 dan 2).
2.7 Aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut
Terjadinya perubahan-perubahan yang cepat di wilayah pesisir dan laut, selain disebabkan oleh kondisi alami wilayah pesisir dan laut serta pengaruh-pengaruh dari luar, juga karena wilayah pesisir dan laut merupakan sumberdaya milik bersama (common property resources), serta karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang terbentuk oleh kondisi sumberdaya setempat. Lebih dari 3000 KK penduduk yang tinggal di sekitar kawasan Teluk Ekas telah memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut Teluk Ekas sebagai sumber pencaharian pokok maupun sampingan. Dengan kondisi sosial ekonomi yang tergolong rendah, serta penerapan teknologi yang masih tradisional, menyebabkan akses dan mobilitas pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut sangat terbatas, yaitu hanya mampu beroperasi di kawasan pesisir yang umumnya sudah dikategorikan padat tangkap.
Berdasarkan pengamatan penulis terlihat bahwa beberapa aktivitas nelayan yang berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan pesisir dan laut Teluk Ekas adalah penangkapan ikan menggunakan bahan peledak, racun sianida dan tuba. Racun sianida yang disemprotkan di sekitar tempat persembunyian lobster dan kerapu, tidak hanya merusak terumbu karang, tetapi membunuh telur dan benih lobster atau ikan ekonomis lainnya yang berada di sekitarnya. Menurut Sugiharto (1987), kadar sianida di bawah 1 mg/l dapat membunuh ikan dan kehidupan air lainnya. Penggunaan sianida dalam penangkapan lobster dan kerapu juga dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha pembesaran lobster dan kerapu di kawasan Teluk Ekas. Hal ini disebabkan oleh : (a) menurunnya produktivitas benih secara alami karena lingkungan (habitat ) rusak, (b) telur atau benih banyak yang mati terkena racun, (c) penangkapan induk-induk (lobster) yang produktif atau sedang bertelur.
Pengambilan rumput laut di alam secara tidak terkontrol juga banyak dilakukan oleh masyarakat. Demikian pula pengambilan kerang-kerangan, ikan dan biota lainnya di daerah terumbu karang pada saat surut terendah yang biasa disebut madak (bahasa lokal). Kegiatan madak berlangsung 6-8 kali dalam sebulan, dilakukan oleh masyarakat baik yang berasal dari wilayah pesisir Teluk Ekas maupun dari wilayah atas (luar kawasan Teluk Ekas). Menurut pengamatan dan penuturan nelayan bahwa lebih dari 500 orang melakukan madak dalam satu kali (sekitar 4-5 ribu orang/bulan). Kegiatan madak seringkali bersifat destruktif, yaitu menggunakan bahan berbahaya dan beracun, seperti tuba, sianida serta tindakan destruktif lainnya yang merusak terumbu karang dan lamun.
2.8 Persepsi dan partisipasi nelayan terhadap lingkungan
Persepsi merupakan suatu pandangan, pengertian dan interpretasi seseorang mengenai suatu obyek yang diinformasikan kepadanya. Sedangkan partisipasi adalah keterlibatan atau keikutsertaan seseorang di dalam kegiatan di lingkungannya (bermasyarakat) untuk kepentingan bersama, terutama melalui kegiatan-kegiatan masyarakat (Adnyana, 2001). Menyadari bahwa sumberdaya ikan memiliki fungsi ekonomis yang sangat penting bagi kehidupan nelayan di Teluk Ekas, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya ikan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan UNCED (1992), bahwa penanganan terbaik isu-isu lingkungan adalah dengan partisipasi seluruh masyarakat yang tanggap terhadap lingkungan dari berbagai tingkatan. Perlindungan lingkungan seharusnya menjadi bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dianggap sebagai bagian yang terpisah dari proses tersebut.
Hasil analisis mengenai persepsi dan partisipasi nelayan terhadap lingkungan di Teluk Ekas, menunjukkan bahwa pada umumnya nelayan mengetahui dan memahami bahwa kerusakan lingkungan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan ikan. Aktivitas pembesaran ikan dalam KJA di Teluk Ekas telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Hal ini dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap berbagai aktivitas yang dapat merusak lingkungan, seperti pengeboman, pemotasan atau penggunaan tuba di sekitar kawasan budidaya. Sejak adanya usaha pembesaran ikan dalam KJA, aktivitas pengeboman menurun drastis, penggunaan potas dan tuba hanya dilakukan di luar kawasan budidaya yang umumnya nelayan penangkap lobster dan kerapu, dan para pemadak.
Sebelumnya aktivitas tersebut biasa dilakukan. Perubahan sikap dan perilaku nelayan ke arah yang lebih ramah lingkungan juga ditunjukkan dengan perlakuan terhadap induk-induk lobster yang bertelur. Induk lobster yang bertelur tidak langsung dijual, melainkan dipelihara dalam KJA sampai telurnya terlepas. Telur-telur yang dilepaskan di sekitar KJA diharapkan akan menetas dan tumbuh menjadi benih dan menempel pada substrat yang terdapat di sekitar KJA. Kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 40% kebutuhan benih lobster diperoleh dari hasil penangkapan di sekitar KJA.
Sejak usaha pembesaran ikan dalam KJA mulai berkembang di Teluk Ekas, masyarakat membentuk hukum adat yang disebut awig-awig. Awig-awig merupakan produk hukum masyarakat adat Pulau Lombok, yang berisi peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang bertujuan mengatur tata tertib kehidupan suatu komunitas yang terikat dalam satu wilayah domisili (desa adat atau krama desa). Di dalam awig-awig termuat peraturan kehidupan yang harmonis antara anggota komunitas dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan beragama maupun dalam hubungan masyarakat lainnya.
Butir-butir yang diatur dalam awig-awig meliputi hak dan kewajiban anggota komunitas berikut sanksi atas pelanggaran mulai dari yang digolongkan ringan sampai berat, berupa peringatan, denda, perampasan, pengusiran dari komunitas dan sanksi spiritual.
Awig-awig merupakan salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Sampai dengan saat penelitian, di kawasan Teluk Ekas telah terbentuk 4 buah awig-awig yang terkakit dengan pengelolaan lingkungan, yaitu awig-awig tentang pengelolaan sumberdaya perikanan, awig-awig tentang pengelolaan suaka perikanan (fish sanctuary), awig-awig tentang pengelolaan sea ranching spat mutiara dan awig-awig krama/garap di tingkat dusun, yang mengatur tentang keamanan dusun dan sanksi terhadap pelanggar keamanan dusun khususnya di dusun Batunampar.

Di dalam awig-awig pengelolaan sumberdaya perikanan diatur mengenai berbagai hal, antara lain :
a. Ketentuan mengenai penetapan zona penangkapan.
b. Wilayah, alat tangkap dan jenis ikan yang boleh ditangkap.
c. Pengaturan budidaya laut.
d. Parangan penangkapan ikan dengan bom, bahan berbahaya dan beracun.
e. Perlindungan hutan bakau, pasir pantai, batu karang dan biota lainnya.
f. Kelembagaan dan sumberdana pengelolaan.
g. Dan sanksi dan prosedur pemberian sanksi.
Awig-awig tentang pengelolaan suaka perikanan (fish sanctuary), mengatur secara khusus tentang suaka perikanan yang terletak di kawasan terumbu karang Sapak Kokok, Teluk Ekas. Dalam ketentuan umum pasal 1 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan suaka perikanan adalah kawasan laut yang dilindungi secara permanen sari segala kegiatan eksploitasi. Dalam awig-awig ini mengatur tentang :
a. Cakupan wilayah suaka perikanan.
b. Hak dan kewajiban masyarakat,
c. Kegiatan yang diperbolehkan dan dilarang; kelembagaan pengelolaan.
d. Dan sanksi dan prosedur pemberian sanksi.

2.9 Foto-foto Hasil Obserfasi
















BAB III
METODE OBSERVASI
3.1 Tempat dan Waktu Observasi
Tempat Observasi di lakukan di Pantai Batunampar, di Desa Batunampar pada bulan Mei 2009
3.2 Metode Observasi
Metode penelitian yang di lakukan disini, dengsn menggunakan metode yaitu:
 Dengan cara browsing internet.
 Dengan cara membaca buku mengenai budidaya kerapu pada Keramba Jaring Apung.
 Mengadakan pengamatan secara tidak lansung atau dengan cara mengadakan pengamatan perantara. Minta tolong sama keluarga untuk mengadakan pengamatan dan penelitian di pantai Batunampar, dan mewawancarai warga setempat.
 Karna kebetulan saya sendiri juga tinggal di desa Batunampar, Jadi saya mengetahui sedikit tentang budidaya kerapu pada Keramba Jaring Apung, dan jenis budidaya lain yang di budidayakan di pantai Batunampar. Dan mengetahui kondisi daerah Pantai Batunampar.






BAB IV
PERMASALAHAN DAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
4.1 DAMPAK EKONOMI
Seperti yang kita ketahui disini, bahwa penghasilan warga setempat menjadi lebih baik dan meningkat sejak di adakannya Budidaya Kerapu pada Keramba Jaring Apung. Dengan di adakannya Pengembangan Ikan Kerapu di Pantai Batunampar ini, berperan penting dalam penghasilan masyarakat di desa Batunampar. Untuk itu dapat di katakana membawa dampak ekonomi yang sangat baik bagi masyarakat Batunampar. Apalagi sebagian besar masyarakat Desa Batunampar bekerja sebagai nelayan.
4.2 DAMPAK SOSIAL
Dengan di adakannya pembudidayaan di Pantai Batunampar, Masyarakat disana menjadi lebih akrap,ramah dan saling menghargai. Dan memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan.
4.3 DAMPAK EKOLOGI
Seperti yang di ketahui, dengan di adakannya Keramba Jaring Apung atau Rakit Rumput Laut, dapat mengurangi keindahan pantai, dan menjadikan air pantai menjadi keruh. mengurangi kelestarian pantai.
4.4 DAMPAK PENDIDIKAN
Dengan adanya peningkatan pendapatan, masyarakat merasa kaya terutama golongan pemuda, sehingga malas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, anak-anak muda disana jarang ada yang melanjutkan sekolahnya.

BAB V
KESIMPULAN
Potensi sumberdaya alam Desa Batunampar untuk pengembangan budidaya laut perlu sekali diimplemntasikan dengan pengembangan Desa Batunampar berbasis budidaya laut. Budidaya laut yang dapat dikembangkan antara lain budidaya ikan kerapu dalam KJA, budidaya lobster dalam KJA dan budidaya rumput laut. Suplai pakan ikan rucah untuk budidaya tersebut dapat dipenuhi dari hasil tangkapan bagan tancap dan bagan apung yang dilakukan nelayan setempat.
Ketergantungan benih alam untuk budidaya perlu diimbangi dengan upaya menjaga kelestarian ekosistem sebagai habitat alami ikan-ikan tersebut. Usaha hatchery benih perlu dilakukan untuk mengantisipasi permintaan benih yang melonjak. Untuk pemasaran dan kebutuhan benih perlu adanya pola kemitraan dengan perusahaan yang bergerak dalam ekspor ikan kerapu misalnya PT. MINAUT yang saat ini sudah bergerak di desa Batunampar dan akan membangun pula hatchey untuk ikan kerapu bebek.
Ditinjau dari aspek biofisik, kondisi ekosistem wilayah pesisir Teluk Ekas cukup ideal untuk lokasi pengembangan usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Ketersediaan benih dan pakan secara lokal, serta kemudahan memperoleh bahan konstruksi KJA, memungkinkan usaha ini dapat dikelola secara efisien dan berkelanjutan;
 Secara ekologis usaha pembesaran ikan mampu mengendalikan kerusakan lingkungan. Selain karena teknologinya yang ramah lingkungan atau tidak bersifat destruktif, persepsi dan partisipasi nelayan cukup baik terhadap pengelolaan lingkungan.
 Usaha pembesaran ikan dalam KJA bersifat permanen dan terkontrol, sehingga memungkinkan hasil dan pendapatan yang diperoleh dapat diprediksi atau kepastian hasil lebih terjamin.
 Usaha pembesaran ikan dalam KJA dapat memberikan peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, antara lain : usaha penyediaan benih, pakan, bahan konstruksi dan pemasaran hasil serta jasa transportasi. Usaha pembesaran ikan dalam KJA juga dapat memanfaatkan dan mengarahkan waktu luang keluarga untuk kegiatan yang bersifat produktif.
Mengingat masyarakat di Desa Batunampar, akan kurangnya nilai pendidikan, saya sebagai masyarakat disana, ingin memajukan pendidikan disana. Tapi Alhamdulillah. Mulai sekarang anak-anak muda disana sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Dan sudah mulai meningkatkan pendidikannya. Dan bahkan sudah banyak yang melanjutkan kuliahnya sampai jenjang S-1.




DAFTAR PUSTAKA
Ismail, W dan E. Pratiwi. 1997. Sistem Usaha Tani Berbasis Budidaya Laut untuk Pengembangan Desa Pantai. Warta Penelitian Perikanan. Vol. III No. 4. 2 – 6p.
Prisdiminggo, M. Nazam, A. S. Wahid, S. Sisca dan Sudjudi. 1998. Uji Adaptasi Waktu Tanam terhadap Produktivitas Rumput Laut (Eucheuma cottoni) di teluk Ekas dusun Batunampar, Lombok Timur. Prosiding Seminar Penyuluh, Peneliti dan Petugas Terkait Propinsi Nusa Tenggara Barat. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian
Nazam. M., Prisdiminggo. A. Surahman dan Sudjudi. 2000. Laporan Hasil Pengkajian Uji Adaptasi Pemeliharaan Kerapu Bebek dalam KJA di Teluk Ekas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.
http://www.google.co.id/search?q=pengembangan+desa+batunampar+berbasis+budidaya+laut&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.03 juni 2009
http://www.google.co.id/search?q=budidaya+ikan+kerapu+bebek+di+pantai+batunampar&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.03 juni 2009
http://www.google.co.id/search?q=dampak+budidaya+ikan+kerapu+di+pantai+natunampar&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.06 juni 2009